logo
×

Senin, 10 April 2017

PKS: Dua Kader yang Dideportasi Tak Terkait ISIS

PKS: Dua Kader yang Dideportasi Tak Terkait ISIS
Kepala BNPT, Tito Karnavian berbincang dengan Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Aboe Bakar Alhabsyi, disela Seminar 'Radikalisasi dan Terorisme dalam Perspektif NKRI' di Ruang Ex-Banggar, Gedung Nusantara 1, Lantai 1, Senayan, Jakarta, Kamis (21/4). Fraksi PKS berkomitmen akan mengawal serius revisi UU Terorisme ini agar jangan sampai menjadi Abuse of Power bagi pihak-pihak yang berkepentingan. AKTUAL/HO



IDNUSA, JAKARTA - Politisi Partai Keadilan Sejahtera Abu Bakar Al Habsyi meluruskan informasi terkait dideportasinya anggota DPRD Kabupaten Pasuruan asal Fraksi PKS Muhammad Nadir Umar dan kader PKS Budi Mastur. Keduanya dideportasi di Turki.

Menurut dia, tidak benar bahwa penjemputan yang dilakukan oleh tim Densus 88 terhadap kedua kader PKS tersebut dikaitkan dengan jaringan teroris atau ISIS. Sebab lanjut Abu Bakar, Nadir dan Umar berangkat ke Turki membawa misi kemanusiaan.

“Keduanya dipercaya untuk menyalurkan bantuan kepada anak-anak di Turki dan Lebanon,” terang Abu Bakar dalam konferensi pers yang digelar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/4).

Namun, ada kesalahan informasi yang diterima oleh keduanya. Nadir dan Budi mendapatkan informasi bahwa untuk memasuki Lebanon bisa menggunakan visa on arrival, tetapi ternyata tidak bisa. Hal inilah yang membuat keduanya dideportasi.

“Ketika masuk ke Turki tidak ada masalah, persoalan terjadi ketika masuk Lebanon karena kesalahan informasi tentang visa on arrival,” kata Abu Bakar.

Dia mengatakan, sesuai standar deportasi, maka dilakukan komunikasi antar-otoritas negara. Kemudian, Polri melakukan penjemputan di Bandara Surabaya. “Bukan penangkapan, ini adalah prosedur standar terhadap WNI yang mengalami proses deportasi,” kata Abu Bakar.

Menurutnya, pemberitaan terkait deportasi yang dikaitkan dengan ISIS sangat merugikan bagi keluarga Nadir dan Budi serta PKS.

“Saya melihat Polri sudah berkali-kali meluruskan pemberitaan ini. Bahkan secara tegas Polri dari kemarin sudah menyampaikan bahwa tidak ada kaitannya dengan ISIS,” ujar anggota Komisi III DPR tersebut.

Sebelumnya, Nadir dan Budi bersama-sama berangkat ke Istanbul, Turki, pada 31 Maret 2017. Mereka menempuh rute Bandung, Surabaya-Kuala Lumpur-Istanbul. Keduanya sampai di Istanbul pada tanggal 1 April 2017.

Mereka mengunjungi tempat pengungsian warga Palestina di Istanbul untuk menyalurkan bantuan sekitar 20.000 dollar AS. Keduanya juga menyalurkan bantuan uang untuk pengungsi Palestina di Lebanon. Pada 2 April 2017, keduanya berangkat ke Gazianteb Turki. Namun sampai di Lebanon, keduanya terkendala visa kemudian dikembalikan ke Istanbul.(akt)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: