April Mop terkait Pembantaian Islam di Andalusia?
Banyak pemberitaan yang mengaitkan April Mop dengan pembantaian kaum Muslim di Andalusia. Namun, berita tersebut sampai sekarang masih bersifat debatable, berarti masih dilacak kebenarannya.
Dikutip dari buku Peradaban Islam Andalusia, karangan Dr Muhammad Syafii, sebelum Islam datang ke Andalusia, agama Kristen dijadikan sebagai agama resmi pada abad keempat masehi. Pada akhir abad ketujuh masehi, timbul suatu pergolakan karena adanya ketimpangan sosial yang terjadi pada masa pemerintahan Visigoth, yang berkuasa lebih dari 200 tahun di sana.
Selama pemerintahan Visigoth muncul tingkatan sosial. Dari tingkatan raja, kelompok bangsawan, rakyat, buruh dan hamba. Tingkatan sosial ini hanya mengakibatkan penderitaan pada rakyat. Sistem perbudakan menjadi persoalan biasa; kadang-kadang sorang bangsawan boleh memiliki budak dari 4.000 hingga 8.000 budak.
Keadaan tersebut, memberi peluang bagi umat Islam menguasai Andalusia. Hingga akhirnya, kaum Muslim dari bangsa Barbar dan Arab memasuki Iberia pada 711 M. Perkembangan Islam di Andalusia terbagi ke dalam enam periode. Sekitar 750 tahun, kaum muslim berkuasa secara merdeka di wilayah yang kemudian dikenal dengan nama Andalusia atau al-andalus dalam bahasa Arab. Andalus meliputi semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) yakni kota Almeria, Malaga, Zadiz, Huelva, Seville, Cordoba, Jaen dan Granada yang diperintah umat Islam.
Hingga akhirnya, pada 16 Juli 1212 terjadi perang Las Navas de Tolosa yang dilatarbelakangi kalahnya Alfonso VIII dari Castille oleh Dinasti Muwahidun dalam suatu pertempuran yang dikenang sebagai Bencana Alarcos. Hal ini menjadi ancaman yang sangat serius bagi kerajaan Kristen sehingga Paus Innocent III menyeru kepada orang-orang Eropa untuk melakukan perang Salib.
Pasukan Kristen melakukan serangan gabungan besar-besaran ke Andaluisa dengan mengatasnamakan perang suci (holy war). Mereka dapat menghimpun bantuan sukarelawan persekutuan yang terdiri dari orang-orang Prancis, Jerman, dan Italia. Serangan tersebut dihadapi oleh Khalifah al-Mansur Billah bersama 600 ribu tentara di Las Navas de Tolosa, sekitar 70 mil di sebelah timur Cordoba. Saat itu pasukan Kristen di pimpin oleh Alfonso VIII, Raja Castelle.
Pada perang itu pasukan Muwahiddun mengalami kekalahan besar. Hingga satu per satu kekuasaan Islam di Semenanjung Iberia jatuh ke tangan Kristen. Dan yang tersisa hanya Granada di bawah dinasti Nasriyah, yang mampu bertahan selama 2,5 abad (1232-1492).
Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan MUI Pusat KH Tengku Zulkarnain membenarkan, pada 892 H atau 1487 M ada pembantaian umat Islam di Andalusia oleh pasukan Kristen. Namun, lanjut Tengku, tidak bisa memastikan apakah pembantaian itu terjadi pada April atau tidak.
“Pembantaian itu memang benar ada,” kata Tengku singkat kepada Republika.co.id, Kamis (30/3).