Massa Forum Umat Islam (FUI) Sulawesi Tengah (Sulteng) berunjuk rasa di depan Inul Vizta untuk menuntut agar Inul Daratista meminta maaf atas celotehannya di sosmed soal Ulama, kemarin (31/3). Foto: MUGNI SUPARDI/RADAR SULTENG/JPNN.com |
Massa yang dikomandoi Iman ini memaksa masuk ke dalam tempat karaoke milik Inul Daratista itu.
Namun oleh Managemen dan Pihak Kepolisian yang mengawal aksi meminta hanya beberapa perwakilan saja yang dipersilakan masuk ke dalam.
Dalam pembicaraan, antara perwakilan FUI Sulteng dan pihak managemen Inul Vizta, FUI Sulteng meminta agar pihak managemen Inul Vizta bisa menghubungkan untuk berbicara langsung dengan Inul.
"Kami mau dengar langsung Inul mengakui kesalahannya karena telah menista ulama. Serta meminta maaf kepada Ulama tersebut," ucap Ali Firdaus yang menjadi perwakilan FUI.
Karena negosiasi yang dilakukan gagal dan tidak bisa terhubung dengan Inul, maka pihak managemen yang diwakili Manager Inul Vizta PGM, Abdy diminta untuk membuat perjanjian tertulis.
Dengan 3 poin di dalamnya yang harus dipatuhi. Perjanjian tersebut yakni meminta Inul meminta maaf kepada umat Islam dan ulama karena telah melakukan penghinaan.
Dalam waktu 1x24 jam Inul harus menyampaikan permohonan maaf kepada publik.
Serta selama permohonan maaf itu belum dilakukan, FUI menyegel Inul Vizta Palu dan Inul Vizta PGM.
Pasca ditandatangani perjanjian antara kedua belah pihak, FUI mestinya akan beranjak untuk melaksanakan aksi lanjutan di Kantor DPRD Provinsi di Jalan Samratulangi.
Namun sebelum beranjak dari Inul Vizta, masa aksi mendapatkan botol minuman beralkohol yang berada di dalam ruang penjaga Inul Vizta.
Puluhan botol minuman beralkohol berbagai jenis itu makin memancing emosional masa aksi.
“Kami tidak menjual minuman keras di dalam. Itu (botol minuman, red) bukan milik kami,” sebut Abdy, seperti diberitakan Radar Sulteng (Jawa Pos Group).
Masa yang meragukan penjelasan managemen Inul Vizta hampir tak terkendali dan ingin merangsek masuk untuk melakukan penggeledahan ke dalam tempat karaoke tersebut.
Untung saja, beberapa tokoh FUI Sulteng dapat menenangkan massa aksi sehingga tidak memaksa untuk masuk melakukan penggeledahan.
FUI Sulteng berharap manajemen Inul Vizta mengizinkan untuk melakukan menggeledahan jika memang yang disampaikan Abdy selaku Manager Inul Vizta benar bahwa mereka tidak menjual dan mengedarkan minuman keras di dalam tempat karaoke tersebut.
Namun harapan FUI Sulteng untuk melakukan penggeledahan dihalang-halangi oleh pihak managemen dan kepolisian dengan alasan tidak memiliki izin untuk melakukan penggeledahan.
Suasana yang makin panas saat ini juga dihiasi adu mulut antara beberapa tokoh FUI Sulteng dan manajemen Inul Vizta yang tidak mengizinkan untuk melakukan penggeledahan.
Massa pun beranjak untuk melaksanakan aksi ke Kantor DPRD Provinsi Sulteng.
Namun sebelum beranjak, massa menulis dinding kaca Inul Vizta dengan tulisan ‘Disegel Umat Islam’.
Kapolres Palu, Christ R Pusung yang terlambat datang ke lokasi langsung menyuruh menghapus tulisan di dinding tersebut.
“Kalau saya di sini tadi, biar siapa saya tidak akan izinkan masuk. Hanya karena Bapak ini tidak tegas makanya bisa masuk mereka (masa aksi, red),” ucapnya menyalahkan anggotanya yang mengawal aksi. (jpg)