IDNUSA, JAKARTA - Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan menyesalkan pemberian gelar sunan yang disematkan oleh GP Ansor untuk Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Gelar itu dinilai berlebihan karena mencampur adukkan ajaran dan simbol agama Islam dengan pasangan calon tertentu.
"Ya lebai, mestinya bersikap empati, toleran, proporsional, kalau begitu hanya akan membuat kisruh Pilkada DKI," kata Amirsyah pada Republika.co.id, Kamis (13/4).
Pada Jumat (7/4), Ketua GP Ansor Yaquf Cholil Qoumas menggelar pertemuan dengan pasangan calon Gubernur Basuki-Djarot. Pada pertemuan tersebut, Yaquf memberikan gelar Sunan Kalijodo pada Basuki, karena menurut Yaquf, Basuki telah merubah dunia hitam kelam menjadi warga beriman.
Amirsyah meminta masyarakat untuk lebih waspada dan hati-hati dalam menempatkan simbol agama, dan diharapkan bisa menempatkan hal tersebut sesuai dengan tempatnya. Sehingga kedepannya, kata Amisryah, akan terwujud sikap santun dan menghargai sesama umat beragama.
Amirsyah menegaskan, gelar sunan itu adalah gelar yang begitu mulia, dan tidak sembarangan orang bisa dapat gelar itu. "Saran saya, lebih baik tokoh agama Islam manapun menahan diri untuk tidak ikut larut dalam hiruk pikuk pilkada," kata Amirsyah.