“Nitizen : Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Anies Sandi bak mentimun, mendapatkan durian runtuh. Akankah 48 : 52 untuk AS?”.
Dunia maya memang kadangkala ada berita hoax. Tetapi suka tidak suka, media maya yang dibangun para nitizen memakai hand phone ada juga yang benar dan manfaatnya. Secara tidak langsung, terlihat karakter seseorang menjadi menganga, mencengangkan, menjengkelkan dan menggemaskan. Revolusi tehnologi membawa dunia tanpa batas dan telanjang bak perawan menjadi kenyataan.
Sebagai umat beragama meyakini, di alam jagad raya ini, apa yang di langit dan bumi, pasti ada yang membuat, memiliki dan menggerakkan yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Di balik peristiwa, hanya Tuhan yang mengetahui. Seperti halnya yang menimpa manusia baik atau buruk, pasti ada rahasia, ada hikmah, dimana orang tidak mengetahui. Peribahasa mengatakan ‘untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak’.
Bagi orang yang beriman, ketika ia mendapatkan musibah ataupun kebaikan selalu mengucap syukur. Beberapa kejadian diseputar Pilkada DKI 2017 yang dirasakan sebagai hal ‘merugikan’ ternyata tanpa diminta justru sebagai mendapat ‘keuntungan’. Logika ini jelas perlu nalar mencari hikmah, dibalik musibah. Kejelian dan celotehan para nitizen dalam menelisik peristiwa, mencari hikmah dengan nalarnya, patut diacungi jempol, mirip survei yang memakai data responden.
Mentimun Untuk Anis Sandi
Pertarungan Pilkada DKI 2017 bak mentimun versus durian, lemah melawan yang kuat. Melihat hujan sembako, menjadi si miskin lawan si kaya. Anies Sandi pantas disebut mentimun. Suka tidak suka, kekuatan fisik logistik, media, jaringan, birokrasi, sarana prasarana dan lain-lain dari Anies Sandi, jauh untuk dibilang bagus. Perbandingan daya tempur relatif faktor fisik bak ketepil melawan peluru kendali atau David versus Goliath.
Namun, modal faktor fisik belum tentu memenangkan. Masih ada faktor non fisik dan hikmah dibalik peristiwa. Ingat ketika bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda dan Jepang? Betapa tidak imbangnya perbandingan mesin perang. Modal bambu runcing, mampu mengusir penjajah. Faktor non fisik ‘tekad merdeka atau mati’ memberi kekuatan bambu runcing. Peristiwa pemboman kota Hirosima dan Nagasaki membawa hikmah.
Durian Untuk Anies Sandi
Berbagai peristiwa yang mencuat di media massa, para nitizen memaknai, Anies Sandi bak mendapat durian runtuh. Artinya, keuntungan yang tidak diperkirakan oleh Anies Sandi dengan adanya peristiwa tersebut, untuk menuju yang dicita-citakan. Peristiwa yang patut dinilai dan patut diduga para nitizen memberikan keuntungan antara lain :
Penundaan sidang pembacaan tuntutan kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. Ketidaksiapan JPU, memang bisa saja terjadi tetapi menimbulkan pertanyaan dan polemik, bukan? Bagi pemilih baru dan masih ragu belum menentukan pilihan, dan kelompok elit menjadi terbuka mata hatinya bagaimana sebenarnya kasus tersebut.
Beredarnya video yang menggambarkan kebrutalan umat Islam, yang patut diduga bertujuan sebagai pendiskreditan secara tidak langsung, tetapi secara cuma-cuma justru memperkokoh soliditas umat muslim. Bagi kelompok intelektual akhirnya bisa menilai siapa sebenarnya yang rasis dan intoleran.
Berita yang beredar, konon ada kegiatan deklarasi beberapa Pendeta yang menyatakan dukungan kepada Anies Sandi. Peristiwa ini jelas bisa menggoyahkan pikiran para umat di bawah para Pendeta.
Peristiwa meluncurnya mobil yang terbakar ke arah para jemaah yang sedang menghadiri Tabliq Akbar yang dihadiri Habib Rizieq, di daerah Cawang, memperkokoh soliditas dan pemahaman umat, apa yang sesungguhnya terjadi di seputar Pilkada DKI.
Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, sosok yang dihormati, sosok langka yang hafal Kitab Suci Al Quran, dimaki oleh Steven Hadisurya Sulistyo dengan menyebut pribumi yaitu dengan sebutan ‘tiko’ yang artinya konon kepanjangan ‘tikus kotor. Tetapi jika dipotong-potong ‘ti’ = ‘babi’ dan ‘ko’ = ‘anjing’.
Pembagian sembako dan lain-lain yang bermuatan politis, sangat menguntungkan orang miskin. Di sisi lain bagi orang berstatus diambang kemiskinan dan tidak mendapatkan sembako, dihatinya patut diduga tumbuh rasa ketidaksukaannya. Bagi kelompok menengah ke atas bisa menilai moral demokrasi seperti apa yang sedang terjadi.
Berita yang konon, Baswalu telah menangkap sembako yang berjumlah truk-trukan dan digudang rumah anggota DPR diperumahan dinas DPR, yang siap dibagi-bagi dan sapi yang siap dibagikan pada minggu tenang, merupakan masalah hukum yang serius tentunya.
Kemarin, obrolan sambil berkaraoke para aktivis campuran, seputar Pilkada DKI di Parley Barbers and Lounce, Patal Senayan, sangat mencengangkan. Dari hasil banyak survei ternyata Anies Sandi menang. Permainan dari berbagai dimensipun Anies Sandi menang. Skor hasilpun terlontar diobrolan tersebut, 48 : 52 untuk Anies Sandi. Terwujudkah, hasil hari ini jawabannya.
Hari ini, Rabu 19 April 2017, Pilkada DKI Putaran ke-2 masuk hari pemungutan suara. Kedua Paslon dengan timnya sudah melakukan berbagai upaya dan berdoa. Semoga azas Luber dan Jurdil benar-benar terlaksana. Segala niat kecurangan terbelenggu dengan doa-doa para umat yang taat beragama. Tuhan Yang Maha Esa mendengar dan Mahamengetahui doa para umatnya. Semua adalah kehendak dan keputusan Nya. Semoga Pilkada berjalan aman lancar dan tidak merusak tatanan. Amiin (*)
Oleh: Prijanto (Wagub DKI Jakarta 2007-2012)