logo
×

Senin, 10 April 2017

Masjid Hasyim Asy'ari Hasil Kerja Nyata Ahok-Djarot Cuma Manipulasi Sejarah!

Masjid Hasyim Asy'ari Hasil Kerja Nyata Ahok-Djarot Cuma Manipulasi Sejarah!

IDNUSA, JAKARTA - Klaim pendukung buta Ahok bahwa Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari di Jakarta Barat sebagai hasil kerja nyata Ahok-Djarot, rupanya tak sesuai kenyataan.

"Betulkah pembangunan masjid raya Jakarta sebagai kerja nyata Ahok-Jarot? Tidaklah. Itu klaim palsu doang. Fakta sebenarnya, pembangunan masjid dimulai saat Jokowi gubernur DKI," kata Ketua Network for South East Asian Studies (NSEAS) Muchtar Effendi Harahap, Minggu (9/4).

Dikatakan dia, prakarsa pembangunan masjid yang akan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 16 April mendatang itu disetujui oleh DPRD DKI tahun 2012, dan mulai dikerjakan oleh Gubernur Jokowi tahun berikutnya.

Jokowi pula yang meletakkan batu pertama pembangunan masjid yang dinamai KH Hasyim Asy'ari, seorang pendiri NU dan suku Jawa, itu.

"Gubernur Ahok hanya nerusin. Klaim kerja nyata Ahok-Djarot adalah manipulasi fakta sejarah," kata mantan anggota DPR RI itu.

Selama 5 tahun, menurut catatan Muchtar, Pemprov DKI hanya mampu membangun satu unit masjid raya di DKI, padahal ada 5 Kotamadya dan 1 Kabupaten.

Masalah lain yang disorot Muchtar soal nama masjid. Mestinya, masjid bernuansa budaya Betawi, bukan Jawa. Jadi sangat mengada-ada dan tidak sesuai dengan semangat awal pembangunan masjid karena namanya diganti dengan nama bukan orang Betawi.

Hal ini, jelas dia, mengacu pada Perda No 2/2012 tentang RPJMD Provinsi DKI tahun 2014-2017. Dalam perda ini ada kebijakan penataan bangunan dan gedung pemerintah yang bernuansa budaya Betawi, urusan perumahan rakyat membangun masjid raya bernuansa Betawi di Jakarta Barat.

"Bernuansa budaya Betawi tentu saja bermakna produk masyarakat Betawi, bukan masyarakat Jawa seperti KH Hasyim Asy'ari. Manipulasi nama tokoh hanya untuk kepentingan politik suara pemilih NU di DKI dalam Pilkada 2017 tentu harus dihilangkan. Nama masjid sangat layak diambil dari tokoh masyarakat Betawi, bukan Jawa," paparnya.

Klaim Ahoker lain yang salah kata dia, sesuai regulasi, target selesai pembangunan masjid tersebut harusnya tahun 2016. Tetapi kenyataannya mundur hingga April 2017.

"Terjadi keterlambatan waktu finalisasi pekerjaan fisik," tukasnya. (rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: