logo
×

Selasa, 11 April 2017

GP Ansor Sebut Berbeda Pilihan Politik Mengkhawatirkan, PPP: Perbedaan Itu Sunatullah dan Rahmat Allah

GP Ansor Sebut Berbeda Pilihan Politik Mengkhawatirkan, PPP: Perbedaan Itu Sunatullah dan Rahmat Allah

IDNUSA, JAKARTA - Fraski PPP menerima kedatangan pimpinan gerakan pemuda (GP) Ansor. Kedatangan GP Ansor itu dalam rangka menjalin silaturahmi kebangsaan atas kondisi bangsa, yang semakin kehilangan arah.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengklaim, kondisi yang mengkhawatirkan itu ketika orang berbeda pilihan dalam politik lalu dinilai munafik dan dilarang disholati ketika meninggal maupun tudingan soal anti Pancasila, dan Kebhinekaan sehingga itu menandakan kondisi kebangsaan yang mengkhawatirkan.

“Karena itu GP Ansor inisiatif menemui tokoh bangsa dan politik untuk menggali lebih jauh untuk bagaimana disarikan untuk menjadikan keputusan organisasi,” kata Yaqut dalam acara Silaturahminya, di Ruang Rapat Fraksi PPP, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (10/4).

“Karena itu GP Ansor inisiatif menemui tokoh bangsa dan politik untuk menggali lebih jauh bagaimana disarikan untuk menjadikan keputusan organisasi,” tambahnya.

Bahkan, sambung dia, kedatangannya juga ingin mengetahui soal imajinasi PPP terkait berbangsa saat ini, sebab, kata Yaqut bila partai ka’bah ini membuat Indonesia bersyariah maka artinya kami bukan dari bagian dari itu.

“Kami ingin tahu bagaimana imajinasi PPP terhadap kebangsaan itu sendiri, kalau kemudian imajinasinya membuat negara bersyariah maka kami akan cabut kader kami di PPP, karena kami tdak mau seperti itu, begitulah,” ujar dia disambut tawa tamu yang hadir.

Menanggapi itu, Ketua DPP PPP Romahurmudzy (Romi) mengatakan bahwa bangsa ini setidaknya memiliki 14 tantangan kedepan, diantaranya dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran.

Dia mengingatkan bahwa semua bangsa mendirikan pemerintahan untuk menyejahterakan masyarakat, tidak terkecuali Indonesia sehingga harus ada persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan kesejahteraan.

Masih dikatakan Romi, banyaknya pertengkaran di tingkatan masyarakat yang ujungnya malah menimbulkan ketidakproduktifan kerja dalam mengatasi ketimpangan sosial.

“Kita harus mengimani bahwa perbedaan adalah sunatullah dan rahmat tuhan sehingga semangat itu perlu kita hidupkan,” kata Romi dalam kesempatan yang sama. (akt)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: