IDNUSA, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sempat mengungkap keinginannya untuk pensiun dari partai di acara Banteng Muda Indonesia (BMI) pada Kamis (30/3) lalu.
Keinginan itu bahkan sudah muncul sejak tahun lalu. Mega pun masih menunggu respon dari kadernya soal keinginan tersebut.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan kepemimpinan di partainya ditentukan melalui kongres setelah mendengar aspirasi arus bawah.
Setelah dikonsultasikan dengan jajaran kader dan struktural partai, lanjut dia, mereka melihat bahwa kepeimpinan Megawati Soekarnoputri yang kokoh dalam prinsip dan terus menerus membangun organisasi sangat dibutuhkan PDIP.
"Arus bawah dari PDIP tetap menghendaki kepemimpinan Ibu Megawati yang sangat kokoh dalam prinsip dan terus menerus membangun organisasi partai," ujar Hasto di Koja, Jakarta Utara, Minggu (2/4).
Dia menilai apa yang disampaikan ketumnya itu hanya untuk mengingatkan bahwa salah satu tugas partai adalah menyiapkan pemimpin.
Proses itulah yang terus menerus dilakukan PDIP. Salah satunya melalui sekolah-sekolah partai.
Terkait nama-nama yang muncul sebagai kandidat pengganti Megawati.
Antara lain Joko Widodo, Puan Maharani, Tri Rismaharini maupun Hasto sendiri, pria berkacamata itu menjawab diplomatis.
Menurut Hasto, proses kaderisasi di partainya terus dijalankan terutama untuk menyiapkan pilkada serentak.
Itu terbukti pada 2015 dan 2017, PDIP mampu membawa kader partai melalui sekolah partai untuk menjadi kepala daerah yang handal.
Hal itu menunjukkan bahwa PDIP tidak pernah kekurangan stok pemimpin.
"Tapi terkait kepemimpinan partai, arus bawah dari PDIP masih menghendaki kepemimpinan Ibu Mega untuk terus menjaga partai ini agar setiap pada jalan ideologinya," tegas dia.
Kalaupun ada pergantian di pucuk pimpinan PDIP, Hasto berkeyakinan prosesnya akan berjalan secara alami pada saatnya nanti. (jpnn)