logo
×

Minggu, 02 April 2017

Ada Peran Menko Luhut Di Balik Penangkapan Sekjen FUI?

Ada Peran Menko Luhut Di Balik Penangkapan Sekjen FUI?

IDNUSA, JAKARTA - Sehari sebelum penangkapan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad al-Khaththath pada Jumat dini hari kemarin, beredar nama Luhut Binsar Panjaitan. Menko Kemaritiman tersebut dicurigai sebagai aktor yang menyusupkan Forum Syuhada Indonesia (FSI) untuk menunggangi aksi damai 313.

Tujuannya agar aksi 313 dibuat anarkis sehingga menjebak pihak Polri untuk menangkap Muhammad Al Khaththath yang merupakan salah satu tokoh GNPF-MUI dengan fitnah makar.

"Modus operasi intelijen ilegal tersebut mengusung misi terselubung: Bela terdakwah penista Al Qur’an, hancurkan ulama dan umat Islam. Hasilnya kini tokoh Islam kembali dikriminalisasi secara keji," jelas Ketua Progres 98, Faizal Assegaf, lewat pesan WhatsApp kemarin.

Faizal menjelaskan dalam Aksi Bela Islam di Gedung DPR RI tanggal 21 Februari 2017 lalu, ormas FSI disebut-sebut telah memprovokasi massa umat Islam untuk melakukan tindakan anarkis. Namun manuver FSI berhasil digagalkan oleh Habib Rizieq dan para tokoh GNPF-MUI.

"Sejak kejadian itu, FSI mulai dituding dan dicurigai sebagai elemen bertopeng Islam untuk bertujuan melemahkan dan menghancurkan gerakan Aksi Bela Islam yang sangat solid dan super damai," ungkapnya.

Sementara jelang aksi 313, katanya menambahkan, tiba-tiba FSI kembali muncul menyebarkan seruan aksi ke Gedung DPR RI. Padahal sejak jauh hari Forum Umat Islam (FUI) telah mengumumkan akan melakukan shalat Jumat bersama dan menggelar aksi damai ke Istana Negara.

"Lucunya, FSI sejauh ini terbukti tidak memiliki basis massa yang jelas, hanya belasan orang dan dipimpin oleh oknum yang sama sekali tidak dikenal dikalangan aktivis Islam," jelasnya.

Karena itu, dia menyambut baik Polri menangkap Panglima FSI Diko Nugroho untuk mengantisipasi terjadinya provokasi. Sebaliknya dia mendesak Kepolisian segera membebaskan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad al-Khaththath yang dituding hendak melakukan makar.

"Jika rezim Jokowi ngotot menahan Al Khaththath, maka umat Islam makin mencurigai bahwa Luhut Panjaitan adalah dalang di balik konspirasi kriminalisasi ulama," tandasnya.

Soal seruan demo ke gedung DPR ini juga dijelaskan salah seorang anggota tim Advokat Pembela Ulama, Dahlia Zein, kemarin. "Kalau untuk Kiyai Al-Khaththath katanya ada terbukti ada pemufakatan makar. Ada pada saat rapat, KH Al-Khaththath ini memang beliau agak keras, orangnya keras, jadi beliau ada pernyataan 'ya udah kita geruduk saja itu DPR' nah itu dia," beber Dahlia.

Namun, dia menjelaskan, kata-kata menggeruduk DPR hanya ucapan spontanitas dari kliennya. Pasalnya pada aksi 212 awal Desember lalu, kawasan istana diblokade aparat polisi.

Sementara itu, sehari sebelumya, FSI membantah bentukan Luhut. Justru mereka menuding ada kelompok tertentu yang menghubung-hubungkan FSI dengan Luhut.

"FSI adalah organisasi independen dan tidak memiliki keterkaitan serta hubungan dengan partai politik manapun, apalagi dengan Luhut Binsar Pandjaitan, sebagaimana yang telah dituduhkan fitnah keji tersebut yang menyebar di media sosial," tegasnya saat itu.

Sedangkan Menko Luhut sendiri sejauh ini belum memberikan tanggapan atas isu tersebut. (rm)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: