logo
×

Minggu, 19 Maret 2017

Tere Liye: Penikmat Pulau Reklamasi Itu Kelompok Elit, Kita Mah Cuma Penonton

Tere Liye: Penikmat Pulau Reklamasi Itu Kelompok Elit, Kita Mah Cuma Penonton

IDNUSA - Penulis novel terkenal Darwis atau yang dikenal dengan nama Tere Liye mengkritik kebijakan pulau reklamasi di teluk Jakarta. Tere Liye menampilkan sebuah foto tentang Pluit City yang merupakan salah satu pulau reklamasi.

"Inilah Pluit City! Salah-satu pulau reklamasi di masa depan. Ada puluhan menara apartemen, perkantoran, mall, perumahan, dsbgnya. Salah-satu gambar masa depan dari belasan pulau yang sedang dibuat di pantai utara Jakarta. Jutaan kubik tanah, pasir akan ditumpahkan untuk membentuk pulau ini" tulis Tere Liye di akun Facebook pribadinya, kamis(16/3/2017).

Secara tegas Tere Liye mempertanyakan kepada netizen siapa sebenarnya yang menikmati pulau-pulau reklamasi sembari memperlihatkan harga jual sepetak tanah senilai 3,9 Miliar rupiah.

"Siapa yang bisa menikmati pulau2 ini? Kita? Sorry, dek. Tahun 2013, satu petak rumah tapak di sini, dijual dengan harga paling murah 3,9 Milyar (6x18m). Belum jadi sudah segitu harganya. Kalau sudah jadi betulan, bisa 6-8 Milyar rumah 100m persegi. Situ mau beli?" tanya Tere Liye.

Lebih lanjut Tere Liye menyindir para pendukung kebijakan pulau reklamasi dengan mengungkapkan bahwa gaji 30 juta sebulanpun tak akan mungkin dapat membeli sepetak lahan di pulau reklamasi.

"Kalau gaji cuma Rp 30 juta per bulan, ngimpi. What? Gaji cuma 5 juta per bulan? Nasib. Paling cuma numpang lewat doang, itupun kalau jembatannya tidak diportal sama mereka" papar Tere Liye.

Tere Liye juga mengungkapkan bahwa penikmat pulau reklamasi adalah kelompok Elite, sementara rakyat biasa hanya menjadi penonton.

"Susah sekali menjelaskan soal ini ke pendukung reklamasi. Hello, siapa yang akan menikmati pulau tersebut? Kelompok super elit. Kita mah, cuma penonton. Rugi amat belepotan mendukung, kagak dapat apa2" jelas Tere Liye.

Mengakhiri tulisanya, Tere Liye dengan tegas menolak keberlangsungan proyek reklamasi demi keadilan sosial.

"Hentikan reklamasi! Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, dsbgnya, hentikan! Demi keadilan sosial, itu masih ada di pancasila kita loh? Atau kita hapus saja sila tentang ini? Kalau situ mau bangun 'giant sea wall', maka bangun saja 'wall'-nya tanpa pulau buatan, nggak usah pakai kedok, tapi ujung2nya tujuannya lain" tegas Tere Liye. (tb)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: