IDNUSA, JAKARTA - Pola kepemimpinan Gubernur DKI (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), lebih tidak manusiawi daripada rezim Presiden RI ke-2 Soeharto.
Begitu tegas Sri Bintang Pamungkas (SBP) saat menghadiri diskusi di Rumah Kedaulatan Rakyat Guntur 49, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (30/3) siang.
"Rezim saat ini, sangat berbahaya. Kita harus hadapi penista agama. Orang (warga) main digusur semena-mena, tapi tidak dipersiapkan. Kok yang seperti ini mau jadi gubernur. Ini keji, sesuatu yang tidak masuk akal," kata SBP.
Penista agama yang dimaksud SBP, mengacu pada terdakwa perkara penodaan agama, Ahok. Sekaligus calon petahana Gubernur DKI yang akan menghadapi pilkada putaran kedua, 19 April mendatang.
Menurut SBP, rezim Soeharto yang pernah digulingkannya bersama aktivis 98, tidak sekeji era pemerintahan Ahok. Sekaligus rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita baik-baik ke orang China. Tapi mereka kurang ajar kepada kita. Mengundang asing dan aseng. Zaman Pak Harto tidak begitu. Meski Pak Harto juga jahat, tapi tidak menggusur," terang dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu.
Selain SBP, hadir dalam diskusi tersebut Panglima Forum Syuhada Indonesia (FSI) Diko Nugroho dan Ketua Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI) Yudi Syamhudi.
Dalam diskusi tersebut, merupakan penyampaian sikap terkait Aksi Mahasiswa 30-31 Maret 2017 di DPR MPR RI besok. Sekaligus membahas sinergitas antara rakyat, mahasiswa dan gerakan Islam.
SBP sendiri hadir kurang lebih setengah jam dan pamit setelah memberi sambutan sekira lima belas menit. (rm)