Ahok bersama Penanggung jawab Gadis Ahok Miryam S Haryani serta sejumlah relawannya. |
Anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura ini menangis tersedu-sedu saat ditanya hakim terkait korupsi KTP elektronik dalam persidangan yang digelar di Jakarta kemarin.
Saat itu, Maryam menangis di kamar mandi WC karena mengaku diancam dan ditekan tiga orang penyidik saat dimintai keterangannya terkait kasus korupsi KTP elektronik.
Di DPR, Miryam dikenal kritis.
Anggota Komisi V DPR RI ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Srikandi Hanura, organisasi sayap partai yang khusus menggarap suara dari kaum perempuan.
Dikutip dari Wikidpr, wanita yang tahun depan akan memasuki usia 40 tahun ini memang aktif dalam memperjuangkan kesetaraan gender melalui partainya.
Yani mewakili Hanura untuk Dapil Jawa Barat VIII dan terpilih kedua kalinya untuk menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019.
Bergabung dengan partai Hanura pada tahun 2006, Miryam dipercaya untuk menangani segmen wanita. Untuk itu, anggota DPR dari dapil Cirebon dan Indramayu ini mendirikan Yayasan Srikandi Indonesia
Di luar dunia politik, Miryam juga berprofesi sebagai pengusaha yang bergerak di bidang konstruksi, bisnis event organizer, restoran dan juga transportasi barang. Salah satunya adalah PT. Srikandi Kilang Sari, sebuah perusahaan angkutan truk.
Di Pilgub DKI Jakarta, wanita kelahiran 1 Desember 1973 ini dipercaya jadi Juru Bicara Calon
Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat.
Bahkan beberapa waktu lalu, Miryam ikut mendirikan relawan 'Gadis Ahok' yang berisi perempuan-perempuan pendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI.
Ahok bersama Penanggung jawab Gadis Ahok Miryam S Haryani serta sejumlah relawannya.
Miryam berperan sebagai penanggungjawab relawan itu.
Berikut biodata Miryam S Haryani dikutip Tribunnews.com dari Wikidpr :
S1, Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Sekretaris ASMI, Jakarta (2000)
S2, Magister Ilmu Pemerintahan dan Politik, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI), Jakarta (2003)
Perjalanan Politik
Miryam S. Haryani sudah aktif berpolitik sejak di bangku kuliah. Sejak tahun 1997, Yani terlibat langsung dalam gerakan reformasi bersama para mahasiswa lain dalam upaya menumbangkan Orde Baru dan juga di tahun 2001 terlibat dalam aksi unjuk rasa menggulingkan Presiden Abdurrahman Wahid.
Di 2002 Yani bergabung dengan Partai Bintang Reformasi (PBR) dan menjabat menjadi Wakil Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PBR (2002-2005). Yani maju menjadi calon legislator dari PBR pada Pemilu 2004 meskipun gagal mendapat kursi. Pasca Pemilu 2004, Yani vakum di dunia politik dan memutuskan untuk fokus mengembangkan usaha-usahanya.
Di 2006, Yani bergabung dengan Hanura dan dipercaya untuk menjadi Wakil Sekretaris Jendral Bidang Pemenangan Pemilu Hanura (2006-2009) dan menjadi pencetus dan sekaligus Ketua Umum Srikandi Hanura.
Di 2009 Yani berhasil terpilih menjadi Anggota DPR-RI dan bertugas di Komisi II. (tn)