Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti geram mendapati laut di Desa Hakatutobu Kabupaten Kolaka, tercemar sedimen akibat aktifitas tambang nikel saat melakukan sidak, 20 Maret 2017 di Kabupaten Kolaka. TEMPO/ROSNIAWANTY |
IDNUSA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti geram mendapati wilayah pesisir di Desa Hakatutobu, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, tercemar lumpur. Lumpur tersebut diduga akibat aktivitas sejumlah perusahaan pertambangan nikel di sekitar Desa Hakabutu.
"Nanti akan saya koordinasikan dengan Menteri BUMN, agar memberikan peringatan kepada perusahaan tambang, untuk bagaimana caranya agar ekosistem ikan tidak terganggu. Kalau bisa nanti kita tanam lagi bakau di sekitar sini," ujar Menteri Susi saat sidak di desa tersebut, Senin siang, 20 Maret 2017.
Saat air pasang, pesisir pantai di Desa Hakatutobu memerah. Sementara saat air surut, pesisir desa berubah menjadi kubangan lumpur dikarenakan material tanah dari aktivitas pertambangan terbawa hingga ke pesisir.
Uci, warga Hakatutobu, mengatakan kerusakan di wilayah pesisir desanya sudah lama terjadi. Lumpur, menurut Uci, mencemari lokasi budi daya rumput laut dan teripang. Belum lagi lokasi tangkap nelayan semakin jauh karena ekosistem laut sudah rusak.
"Setengah mati kalau mau tangkap ikan jauh pergi melaut. Warga dan anak-anak sudah tidak ada yang mandi-mandi dilaut, suka gatal-gatal airnya kotor," kata Uci.
Menurut Uci, selain Hakatutobu ada dua desa yang kondisinya sama yakni Desa Sopura dan Desa Tambea. Pesisir dua desa tersebut tercemar.
Kunjungan kerja Susi di Kolaka dijadwalkan selama dua hari. Hari pertama, Senin, Susi sidak dan panen udang Faname di Desa Towua, Kecamatan Wundulako. Selanjutnya pada Selasa, Susi dijadwalkan membuka acara diskusi pengelolaan Kawasan Teluk Bone yang dihadiri 17 kabupaten/ kota yang berada di sekitar Teluk Bone. (tp)