IDNUSA - Pengamat Politik Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, kasus korupsi e-KTP bisa membuat citra Parpol menjadi negatif di mata masyarakat.
Hal itu diungkapkan Qodari menanggapi dalam surat dakwaan terdakwa Irman dan Sugiharto, yang menyebut banyaknya kader partai politik diduga menerima aliran dana kasus korupsi e-KTP.
"Soal dampak politik, memang dari pengalaman bisa turun citranya karena kasus korupsi. Ada parpol yang mengalami penurunan citra, seperti Partai Demokrat dan PKS," ujar Qodari dalam diskusi dengan tema Perang Politik Kasus e-KTP, Jakarta, Sabtu (18/3/2017).
Ia menjelaskan, pada Pemilu tahun 2009 Partai Demokrat keluar sebagai partai politik pemenang. Namun, saat banyak kadernya terlibat kasus korupsi pada pemilu 2014 Partai Demokrat turun drastis.
Tetapi, katanya, kesolidan internal partai politik juga dapat mempengaruhi perolehan suara. Ia mencontohkan PKS pada Pemilu 2009 memperoleh suara 7 persen dan pada Pemilu 2014 tetap mendapatkan suara yang sama meski pimpinannya Luthfi Hasan Ishaaq saat itu terlibat kasus korupsi.
"Kesolidan internal partai politik dan positioning partai itu sendiri dalam mencitrakan dirinya kepada masyarakat, jika partai politik itu mencitrakan partai bersih tetapi melakukan korupsi akan hancur citranya," tandasnya. (ts)
