IDNUSA, JAKARTA - Pengamat Politik M Wijayanto mengungkapkan bahwa perubahan penampilan Djarot pada foto surat suara Pilgub DKI Jakarta putaran kedua memperlihatkan kebuntuan strategi.
"Orang kalau sudah buntu, apa saja bisa dilakukan demi menyelamatkan diri. Bahkan jika harus melabrak etika akan ditempuh" ujar Wijayanto kepada Islamedia, jum'at(24/3/2017).
Wijayanto mengungkapkan bahwa secara etika kurang baik merubah penampilan mengenakan peci dengan menyerupai pasangan Anies Sandi. Publik Jakarta yang merupakan pemilih rasional akan sangat mudah menilai bahwa hal tersebut sangat tidak beretika.
Bahkan menurut Wijayanto jika Ahok Djarot merubah penampilan dengan mengenakan Sorban sekalipun, para pemilih Muslim yang memilih Anies Sandi tak akan merubah pilihanya.
"Jika Ahok Djarot pakai Sorban, saya yakin Muslim Jakarta akan tetap memilih Anies Sandi" jelas Wijayanto.
Lebih lanjut Wijayanto memaparkan bahwa alasan mayoritas pemilih Muslim Jakarta menolak pasangan Ahok Djarot bukan soal peci. Namun terkait hal mendasar yaitu perintah Allah dalam Al-Qur'an di Surat Al-Maidah 51 yang dilarang memilih pemimpin non Muslim.
"Jadi larangan pilih pemimpin non Muslim itu bukan soal peci atau sorban. Djarot itu hanya wakil, sedangkan dalam Al-Qur'an jelas dilarang memlih pemimpin non Muslim" papar Wijayanto.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Djarot mengubah penampilan di surat suara Pilgub DKI putaran II. Djarot mencontek penampilan Pasangan Anies Baswedan Sandiaga Uno dengan mengenakan peci berwarna hitam.