IDNUSA - Hubungan manis Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) dengan Gerindra kini berubah jadi getir. Dukungan Partai NasDem kepada Emil untuk maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Jawa Barat mendatang jadi penyebabnya.
Menurut Ketua Badan Pemenangan Pemilu Gerindra Jawa Barat Sunatra, ada tiga kata yang menggambarkan pendapat partainya terhadap keputusan Emil tersebut. Tiga kata itu yakni prihatin, menyayangkan dan menyesalkan.
"Ternyata sekelas Emil haus kekuasaan juga. Integritasnya sebagai politisi belum teruji. (Dia) jadi wali kota diusung Gerindra dan PKS," kata Sunatra saat ditemui di Kantor DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Selasa (21/3).
Kekecewaan Sunatra bisa dibilang mewakili seluruh tubuh partai Gerindra di tingkat provinsi. Keputusan Emil yang mendadak itu, diambil tanpa ada komunikasi dengan pihak Gerindra di tingkat Kota Bandung maupun Provinsi Jawa Barat.
Sunatra pun memastikan Gerindra tidak akan melirik Ridwan Kamil sebagai calon gubernur di Pilkada mendatang. Lagipula, lanjutnya, sebagai partai besar di Jawa Barat, Gerindra tidak tertarik berkoalisi dengan partai kecil seperti NasDem.
“Masa mau sama partai kecil yang hanya punya lima kursi di DPRD Jabar,” katanya.
Berbeda dengan Gerindra, PKS lebih santai menanggapi keputusan Emil. Bahkan, pengurus DPW PKS Jabar Haris Yuliana masih memuji Emil sebagai sosok yang populer dan memiliki prestasi bagus.
“Emil ini layak dilirik. Tapi, bagi kami dia bukan segala-galanya. Kalau disebut kecewa ya ngga lah, biasa saja,” ujarnya.
Deklarasi dukungan NasDem terhadap Emil, ia nilai sebatas strategi politik. Ia pun memastikan DPW Jabar tidak akan terpengaruh oleh strategi tersebut.
Terlebih dia juga menghargai hak politik NasDem maupun Emil. "PKS Jabar juga sudah jelas sekarang sudah mengajukan nama ke DPP untuk pilgub Jabar ini, yang terdiri dari tiga orang dari internal partai dan dua orang dari eksternal partai, saat ini sedang diolah kita tunggu hasilnya," ujar Haris. (jpg)