IDNUSA - Kehadiran Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di acara "Dzikir untuk Bangsa" yang digelar bersamaan dengan peringatan Super Semar di masjid At Tin, Jakarta, Beberapa waktu lalu, meneguhkan dukungan keluarga Cendana.
Apalagi dalam acara itu, Anies-Sandi duduk sebaris dengan Tomy Soeharto, yang memang sengaja mengundang pasangan calon peserta Pilkada DKI putaran kedua tersebut.
Bahkan beberapa waktu sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Titiek Soeharto sudah secara terbuka menolak mendukung Ahok-Djarot yang menjadi sikap resmi partainya, dan lebih memilih mendukung Anies-Sandi.
Dukungan Cendana, Menguntungkan atau Merugikan?
Terkait dukungan dari keluarga Cendana itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya, Sufmi Ahmad, berharap kehadiran keluarga Cendana akan memperkaya dukungan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kami harap dukungan dari Cendana memperkaya dukungan yang ada," kata Ahmad, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan pendukung Keluarga Cendana itu bisa dilihat dari masyarakat yang hadir dalam acara peringatan Surat Perintah Sebelas Maret yang digelar di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut dia, dukungan itu diharapkan memberikan hasil signifikan bagi Anies-Sandi di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Di sisi lain, Ahmad mengatakan, timnya juga terus melancarkan strategi turun ke rumah-rumah untuk memperkuat basis pendukung Anies-Sandi.
Titiek "Menantang" Sanksi Golkar
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, mememastikan dukungannya kepada Anies Baswedan-Sandiaga Uno di putaran dua Pilkada DKI Jakarta.
Titiek mengaku siap dipanggil internal Partai Golkar yang mengancam memberi sanksi kepada dirinya.
"Panggil saja, saya juga tidak ada maksud apa-apa. Sebagai pribadi, menurut saya yang terbaik pilihan saya, masa orang takut Tuhan ditakut-takuti," ujar Titiek, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/3).
Titiek menjelaskan dukungan kepada Anies-Sandiaga berdasarkan pertimbangan kesamaan agama, selain itu dukungannya juga bersifat pribadi dan tidak mengajak kader partai politik. (ar)
