logo
×

Sabtu, 04 Februari 2017

Wanita Ini Ungkap Ada Skenario Jahat "Pembantaian" Saksi dalam Sidang Ahok

Wanita Ini Ungkap Ada Skenario Jahat "Pembantaian" Saksi dalam Sidang Ahok

IDNUSA - Apa yang sesungguhnya terjadi dalam sidang kedelapan kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Selasa (31/1) lalu di Jakarta? Mengapa KH Ma'ruf Amin dicecar pertanyaan menyudutkan dan melecehkan?

Nanik Sudaryati menuliskan jawabannya dalam akun facebooknya. Wanita yang beberapa kali bertemu Habieb Rizieq Syihab ini mencium ada skenario jahat "pembantaian" saksi. Berikut isi tulisannya yang sengaja ditampilkan utuh tanpa ada diedit agar pembaca dapat menangkap maksud penulisnya.

PERHATIKAN , empat minggu terakhir upaya untuk mengalihkan perhatian sidang kasus sebetulnya sudah dimulai . ENERGI UMAT DIPECAH AGAR TDK TUMPAH RUAH DI SIDANG YG TERNYATA JADI AJANG "PEMBANTAIAN" PARA SAKSI.

Coba perhatian mulai sidang ke-5 , TV tidak boleh live ,bahkan menyiarkan rekaman pun tidak boleh. Semua peserta sidang dilarang membawa camera , HP dan alat -alat perekam lainnya. 

Sementara pihak sebelah dengan mudahnya masuk hanya dengan modal "hijab-hijaban", sedangkan umat pembela agama pakai hijab beneran saja tidak gampang masuk, akibatnya suporter pihak sebelah lebih banyak dari umat pembela agama.

Dua hari setelah sidang ke-5, Habib dipanggil Polda Jabar untuk pemeriksaan kasus pelecehan Pancasila yg dilaporkan Sukmawati, dan kala itu berakhir penyerangan preman ke FPI.

Pada sidang ke -6 yg jatuh pada hari Selasa, hari Seninnya (sehari sebelum sidang), Habib dipanggil Polda, otomatis karena umat sudah kelelahan karena sehari sebelumnya datangi Polda mengawal HRS, maka pada sidang ke-6 mujahid sudah berkurang yg datang. 

Lalu pada sidang ke-7 (Selasa), lagi-lagi tadinya hari Senin HRS mau dipanggil , namun batal , tetapi pada hari Selasa (bersamaan sidang penistaan ke-7), UBN dan Munarman di periksa Polda, namun setelah sebagian mujahid terpecah ke sidang penistaan agama dan ke Polda, ternyata pemeriksaan Munarman dan UBN batal.

Kemudian pada Sidang ke -8 Selasa kemarin, mujahid tidak semuanya datang, karena pada hari Rabu (tanggal 1/2) Habib, UBN dan Munarman diperiksa Polda berkait dengan kasus Makar.

Lalu pada sidang ke -9 pada Selasa ( 7/2) Minggu depan yg diprediksi bakal memanas,karena berkait dengan akumulasi kekecewaan umat baik karena penetapan HRS sebagai tersangka atau pelecehan terhadap Ketua MUI pada sidang ke -8 lalu, ...eh Polda Jabar memanggil HRS juga tanggal 7. Ini sepertinya dilakukan supaya massa terpecah di Jakarta (Ragunan), dan di Polda Jabar.
Kepada semua umat, tidak hanya anggota FPI, yg Jabar dan sekitarnya kawal HRS di Polda Jabar, yg Jakarta dan yg luar Jakarta kawal sidang . 

Ini ujian kita semua umat Indonesia yg diperlakukan sangat -sangat tidak adil. Agama Islam dikorbankan hanya untuk satu nama demi kejayaan para bandar dan cukong.
Tanggal 7 menjadi tanggal terpanas di Jabar dan Jakarta . HRS harus dikawal, namun sidang penistaan juga harus dikawal, sehingga "pembantain" saksi tidak terjadi lagi . Ayo warga NU, Muhamdiyah, dan semuanya hadiri sidang . (wj)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: