logo
×

Sabtu, 04 Februari 2017

Trump dan PM Australia Bertengkar Melalui Telepon, Ini Permasalahan yang Dibicarakan

Trump dan PM Australia Bertengkar Melalui Telepon, Ini Permasalahan yang Dibicarakan

IDNUSA - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull hari ini mengakui pembicaraannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di telepon Sabtu lalu hanya berlangsung 25 menit dari satu jam yang dijadwalkan.

Perbincangan mereka di telepon dikabarkan berlangsung panas dan Trump disebut-sebut menutup telepon dengan kasar. Kedua pemimpin negara yang sejak lama bersekutu itu tengah membahas kesepakatan penerimaan pengungsi.

Amerika Serikat di bawah kepemimpinan mantan Presiden Barack Obama berjanji akan menerima 1.250 pengungsi dari Australia. Namun Trump menolak kesepakatan itu.

Menurut laporan koran the Washington Post, pembicaraan itu adalah perbincangan terburuk di telepon antara Trump dengan pemimpin negara lain.

"Saya seorang pengusaha, Anda juga pengusaha," ujar Turnbull kepada Trump, seperti dilaporkan Nine News dan dilansir the Australian, Kamis (2/2).

"Kesepakatan adalah kesepakatan."

Turnbull saat itu mencoba meyakinkan Trump untuk menjalankan kesepakatan itu.

"Begini jelasnya, kesepakatan dengan Presiden Obama itu adalah untuk memproses terlebih dulu para pengungsi sebelum diterima, jadi bukan langsung menerima semua pengungsi," kata dia kepada radio Melbourne 3AW.

"Presiden (Trump) kemudian setuju dengan kesepakatan yang telah dibuat oleh Obama itu," kata Turnbull.

Koran the Washington Post menyebut pada hari Sabtu itu Trump berbicara di telepon dengan empat pemimpin negara, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Ini kesepakatan terburuk yang pernah ada," kata Trump kepada Turnbull di telepon waktu itu terkait perjanjian penerimaan pengungsi.

Dia juga dikatakan menuding Turnbull akan mengekspor pelaku pengeboman seperti insiden Bom Boston ke Amerika. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: