IDNUSA - Basuki Tjahja Purnama alias Ahok melakukan blunder dalam persidangan kedelapan yang melibatkan dirinya sebagai terdakwa kasus dugaan penistaan agama. Ahok dan kuasa hukumnya berkata kasar, fitnah, dan intimidatif kepada Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin yang dihadirkan sebagai saksi oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Warga NU pun bereaksi secara Nasional. Sayap-sayap organisasi NU di berbagai penjuru Nusantara menyatakan siap membuat perhitungan atas perlakuan Ahok kepada KH Ma'ruf Amin yang merupakan Rais Aam PBNU.
Dalam ramai perbincangan di media sosial, ada hal yang luput dibicarakan. Bisa karena dianggap biasa, atau kurang jeli dalam mengambil hikmah dalam kejadian ini.
Sedikitnya, ada 3 karomah dalam diri KH Ma'ruf Amin yang tidak dimiliki oleh banyak orang. Apalagi mengingat usia Kiyai Ma'ruf yang sudah di atas 70 tahun.
Kuat Fisik
Kiyai Ma'ruf Amin dicecar dengan pertanyaan tidak substantif selama 7 jam saat saksi lain hanya diberi pertanyaan selama 3 sampai 4 jam. Usai sidang, Kiyai Ma'ruf harus menghadiri banyak kegiatan, termasuk menyampaikan nasihat dalam peringatan hari lahir NU ke-91. Kiyai Ma'ruf baru selesai acara pada hari Rabu (1/2/17) dini hari.
Jika bukan karomah, mungkinkah di usia 73 tahun itu Kiyai Ma'ruf bisa bertahan dengan agenda yang amat menguras fisik, pikiran, dan jiwa?
Ketenangan Jiwa
Para pengurus MUI dan santri-santri menjadi saksi ketenangan jiwa Kiyai Ma'ruf dalam persidangan. Beliau bisa bersabar bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja tidak dijawab karena tidak substantif.
Para santri dan pengurus MUI yang mendampingi Kiyai Ma'ruf saja merasa kesal dengan ulah Ahok dan kuasa hukumnya.
Jiwa bukan karomah, dari mana sumber ketenangan yang terdapat pada jiwa Kiyai Ma'ruf Amin?
Dicintai dan Dibela Kaum Muslimin Indonesia
Hanya beberapa jam setelah kabar hinaan Ahok kepada Kiyai Ma'ruf beredar, kaum Muslimin langsung bereaksi tegas di berbagai kanal. Sebagian menulis di media sosial, sebagian lainnya menyampaikan rilis atas nama organisasi.
Tokoh-tokoh Nasional yang kalem, santun, dan santai turut bersuara tegas atas hinaan Ahok kepada Kiyai Ma'ruf Amin. Umat Islam marah, tapi tetap tenang lantaran petuah Kiyai Ma'ruf agar tetap santun dan tidak terprovokasi.
Jika bukan karomah, apakah yang membuat umat Islam seluruh Indonesia membela Kiyai Ma'ruf?
Tidak sedikit kaum Muslimin yang bersiaga satu. Siap membela ulama dengan semua yang dimiliki karena keimanan di dalam hati. (tb)