
IDNUSA - Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Jihad, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Pusat, menyatakan tidak akan membantu mengurus dan mensalatkan jenazah para pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pengurus masjid menolak mensalati jenazah warga yang mendukung Ahok karena gubernur DKI Jakarta itu dianggap menistakan agama. Ahok menjadi terdakwa penistaan agama lantaran diduga melecehkan Alquran surat Al Maidah ayat 51 serta menistakan ulama.
Pengurus DKM Masjid Al Jihad telah memasang spanduk di depan masjid. Spanduk itu bertuliskan “Masjid ini tidak menshalatkan pembela & pendukung penista agama.”
Dalam sekejap, foto spanduk tersebut langsung menyebar di media sosial (medsos) dan menjadi viral. Banyak yang mendukung, tapi tak sedikit pula yang menyayangkan sikap pengurus masjid.
Menyikapi hal tersebut, aparat kepolisian dari Polsek Setiabudi langsung turun tangan. Mereka mendatangi pengurus DKM untuk meminta keterangan terkait pemasangan spanduk itu.
“Kami didatangi polisi dan petugas dari kelurahan. Polisi tidak mempersoalkan isi spanduk, tapi karena viral di media sosial,” ujar Sekretaris DKM Masjid Al-Jihad, Yayat Supriatno.
Menurut Yayat, spanduk itu dipasang untuk mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga syariat Islam. Dalam Alquran disebutkan tentang larangan mensalati jenazah orang munafik.
Orang munafik, kata dia, adalah umat Islam yang memilih pemimpin non-muslim, khususnya terdakwa penista agama seperti Ahok.
Yayat mengakui sejak spanduk itu dipasang, pihaknya mendapat tekanan dari masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan DKM Masjid Al-Jihad. Bahkan beredar isu masjid akan digeruduk massa dan akan dibakar.
Kendati demikian, Yayat menyatakan tidak akan gentar. Terlebih, pihaknya juga mendapat dukungan dari sebagian warga setempat. Bahkan, Banyak warga dari luar yang datang meminta spanduk yang sama. Hingga kini, kata dia, sudah ada 8 masjid yang memasang spanduk serupa.
Tokoh masyarakat Habib Novel Chaidir Hasan Bamukmin menyatakan mendukung penuh sikap pengurus Masjid Al-Jihad yang tidak mau mensalatkan jenazah pendukung Ahok.
“Terlepas dari urusan pilkada, ini adalah keputusan hukum daripada syariat Islam. Jadi banyak ulama, ustadz, dai, pengurus masjid mengambil sikap, termasuk saya juga. Saya pribadi imbau teman-teman di masjid atau musala jangan salatkan orang-orang yang telah mendukung gubernur yang menista agama karena haram,” tegas Habib Novel.
Penolaka masjid Al-Jihad mensalatkan jenazah pendukung Ahok telah sampai ke telingan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Djarot pun langsung mendatangi salah satu masjid yang disebut-sebut ikut memasang spanduk larangan mensalatkan jenazah pendukung Ahok.
Masjid itu yakni Masjid Al Waqfiyah, Jalan Salemba Bluntas, Jakarta Pusat. Bahkan Djarot salat Jumat di masjid ini kemarin untuk memastikan informasi yang beredar di medsos.
“Ada satu pengumuman dari Masjid Al Waqfiyah ini yang menyatakan bahwa kira-kira, bagi umat Muslim yang memilih sepasang calon tertentu, kalau meninggal dunia, tidak akan dishalati, tidak dibacakan tahlil,” ujar Djarot, Jumat (24/2/2017).
Djarot mengaku mengetahui isu tersebut dari kerabatnya di Surabaya. Dia langsung mengatakan bahwa isu tersebut adalah kabar bohong alias hoxa.
“Padahal, saya tidak tahu ini benar atau enggak, tetapi saya mau jangan sampai ada yang termakan isu itu,” pungkas Djarot. (ps)