logo
×

Sabtu, 04 Februari 2017

Megawati yang Halangi SBY Ketemu Jokowi? Ini jawaban Demokrat

Megawati yang Halangi SBY Ketemu Jokowi? Ini jawaban Demokrat

IDNUSA - Presiden ke enam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sangat ingin bertemu Presiden Joko Widodo untuk bertukar pikiran terkait kondisi bangsa. Namun, SBY menyebut ada pihak yang tidak ingin pertemuan itu berlangsung meski Jokowi memiliki keinginan yang sama.

Ketua DPP Partai Demokrat, Didik Mukrianto mengklarifikasi pernyataan SBY itu. Didik mengatakan, maksud SBY itu tidak menyasar kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab, hubungan Mega dan SBY terjalin dengan baik.

"Saya tidak melihat hubungan personal Bu Mega dan Pak SBY yang tidak baik," kata Didik di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (3/2).

Kendati demikian, Didik mengakui SBY dan Mega jarang menjalin komunikasi secara langsung. Tetapi, bukan berarti keduanya tidak memiliki kesamaan gagasan dan ide baik tentang kondisi nasional. Kesamaan ide itu ditunjukkan melalui kebijakan masing-masing partai yang mereka pimpin.

"Sebagai individu tentu mereka menyadari bahwa membangun kebersamaan itu penting. Tidak harus melalui individu-individu karena Bu Mega itu sebagai putra bangsa yang jabat Presiden, Ketum PDIP juga Pak SBY juga Presiden ke 6 tentu komunikasi bukan dalam basis individual," tegasnya.

"Tapi kebijakan dalam partainya membangun ide dan gagasan dan perjuangan, itu bagian dari komunikasi dari sosok beliau," sambung Didik.

Anggota Komisi III ini juga memastikan, SBY tidak memiliki masalah komunikasi dengan Jokowi. Hanya saja, perbedaan sikap dan gaya kepemimpinan antara politik SBY dan Jokowi sering salah dipersepsikan oleh banyak pihak.

"Komunikasi enggak ada masalah, tapi ini karena jadi perhatian publik jadi cukup menarik. Karena beliau-beliau sama sama Presiden RI, gestur dan sikap politik beliau bisa diterjemahkan menjadi berbeda," klaimnya. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: