IDNUSA - Para kiai yang menjadi pengasuh sejumlah pesantrenn di Jombang, Jawa Timur kini sedang resah. Pasalnya, Polres Jombang telah menyebar lembar isian untuk mendata para kiai di sana. Tak pelak sejumlah kiai memprotes dan mempertanyakan tujuan pihak kepolisian.
Menanggapi keresahan para kiai itu, Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto angkat bicara. Dia pun menyampaikan permintaan maaf atas terjadinya kesalahpahaman tersebut. Dia lantas menjelaskan tujuan pedataan para kiai tersebut. “Pendataan tersebut dilakukan untuk update potensi masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat sekitar,” kata Agung.
Kata dia, langkah pendataan itu tidak ada hubungannya dengan masalah intoleransi yang saat ini sedang mencuat. “Justru kita mencegah intoleransi merebak di Jombang. Saya tegaskan seyakin-yakinnya tidak ada indikasi ke arah sana,” ujarnya.
Meski demikian, dirinya tak menampik jika cara yang dilakukan anggotanya tidak seharusnya dilakukan. “Teknisnya memang kurang tepat. Dari babinkamtibmas menyebarkan angket, harusnya datang langsung. Untuk kesalahpahaman ini, saya sampaikan permohonan maaf kepada para kiai,” tegasnya. (nas/nk)
Seperti diketahui, salah satu kiai yang keras mempertanyakan cara polisi itu adalah KH Salahuddin Wahid, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. "Ya duduk bareng lah, apa perlunya pendataan perlu diterangkan,"
Adik kandung Gus Dur tersebut juga menyesalkan cara yang diambil pihak kepolisian dalam melakukan pendataan. "Yang kami alami, formulir ditaruh di pos satpam. Seharusnya tidak begitu caranya. Duduk bareng, apa yang ingin dicapai," terangnya. (jp)