IDNUSA - Reaksi kemarahan atas hinaan Ahok kepada Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin bukan hanya berasal dari tokoh Nasional, warga NU, atau umat Islam Indonesia. Perasaan tidak terima dan tersakiti juga dirasakan oleh warga Tionghoa yang notabene dekat secara keturunan dengan Ahok.
Adalah Arif Poyuono yang tinggal di Jalan Sindang Tanjung Priok Jakarta Utara. Laki-laki ini menjadi saksi hidup atas kiprah KH Ma'ruf Amin dalam membimbing dan mengayomi masyarakat.
Kiyai Ma'ruf merupakan tokoh yang terdepan dalam melindungi masyarakat di daerah tersebut pada peristiwa Tanjung Priok berdarah tahun 1984 dan reformasi 1998 yang menakutkan bagi etnis Tionghoa kala itu.
Dalam dua peristiwa tersebut, Kiyai Ma'ruf mengizinkan warga Tionghoa sekitar untuk menginap di rumahnya.
"Saya saksi hidup betapa mulia dan baiknya hati seorang KH Ma'ruf Amin yang mau menjadikan rumah tinggalnya untuk dijadikan tempat perlindungan bagi warga Tionghoa yang rumahnya habis dijarah dan dibakar." ujar Arif sebagaimana dilansir Republika,Jum'at (3/2/17).
Bukan hanya tinggal, Kiyai Ma'ruf dan istrinya juga menyediakan makanan dan minuman gratis kepada warga keturunan Tionghoa yang rumahnya dibakar oleh oknum tidak bertanggungjawab.
Kiyai Ma'ruf juga memberanikan diri untuk mencegah masyarakat dari tindakan anarkis yang hendak membakar gereja. Rais Aam PBNU ini dengan gagah memasang badannya, meski nyawa menjadi taruhannya.
"Bukan hanya itu, KH Maruf Amin juga keluar rumah untuk melarang sekelompok orang yang waktu itu, pada 1984, hendak berlaku anarkis. Dia mengatakan langsung kepada mereka agar jangan membakar gereja yang ada di sekitar wilayah di Tanjung Priok!" sambung Arif.
Oleh karena itu, Arif merasa heran atas tindakan blunder yang dilakukan Ahok. Ia merasa tidak menerima dan sangat tersakiti atas penghinaan yang dialamatkan kepada KH Ma'ruf Amin dalam persidangan kedelapan kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Ahok sebagai terdakwa.
"Kami yang telah merasakan langsung apa yang dilakukannya (KH Ma'ruf Amin), jelas tak terima dan tersakiti." tegas Arif. (tb)