NUSANEWS - Koordinator Total Keadilan (Tangkap) Kurniadi Nur mengungkapkan, alasan pihaknya menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut dia aksi itu semata-mata untuk memberikan dukungan moril kepada KPK agar tetap konsisten menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang belum tuntas hingga saat ini.
"Jadi kami datang memberikan support secara langsung ke KPK, berkaitan penuntasan korupsi di Indonesia, juga turun dalam momentum hari anti korupsi 9 Desember. Terkhusus kasus korupsi Hambalang, Century, SKK Migas dan e-KTP," ujar Kurniadi di Jakarta, Kamis (08/12/2016).
Kurniadi mengatakan kasus korupsi Hambalang, pihaknya mendorong agar nama-nama yang disebut dalam kasus tersebut agar segera diusut tuntas oleh KPK. Ini demi keadilan dan tegaknya hukum.
"Indikasi kami anak mantan presiden ke 6 RI yaitu saudara Edy Baskoro Yudhoyono, Choel Mallarangeng, dan banyak lainnya ini harus di periksa," tegasnya.
Karena, kata dia, sudah berulang kali disebut oleh beberapa orang yang telah di periksa KPK.
"Tapi sampai sekarang belum tuntas juga. Apalagi Choel Mallarangeng yang kemarin di periksa sekarang masih bebas, dan juga kami mendesak KPK, menggali keterlibatan Ibas dalam kasus-kasus korupsi," tandasnya.
Ditanya apakah selain memberikan dukungan pada KPK, pihaknya memberikan bukti-bukti terkait dugaan korupsi yang menyebut nama-nama tersebut diatas, Kurniadi mengatakan pihaknya hanya sebatas memberikan dukungan saja pada KPK.
"Kami datang menjadi orang yang memberi support kepada KPK agar KPK berani memeriksa dan menangkap anak mantan presiden ke 6. Edy Baskoro Yudhoyono. Dan menggali lebih dalam lagi siapa saja yang terlibat. Kami sebut ini parade korupsi rezim SBY," tegasnya.
"Kami cuman menyupport sebagai mahasiswa dan pemuda, dan saya pikir media massa sudah memberitakan, tugas KPKlah mencari dan mendalami kasus itu. Karena pastinya yang di periksa dan menyebut nama, itu tak akan bohong. Tinggal di selidiki lebih dalam," pungkasnya. (ts)