logo
×

Minggu, 04 Desember 2016

Demi Keamanan, Ahok Harus Ditumbalkan

Demi Keamanan, Ahok Harus Ditumbalkan

NUSANEWS - Harapan terkait penegakan hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama ditunjukkan oleh luapan massa yang memadati kawasan Monas dan sekitarnya, Jumat (2/12).

Padahal, proses hukum Gubernur DKI nonaktif itu telah bergulir dan memasuki tahap penuntutan di Kejaksaan Agung.

Haruskah Ahok ditumbalkan demi keamanan bangsa?

"Sejak awal saya sudah menduga Ahok akan dikorbankan. Jadi sebenarnya Ahok ini dikorbankan demi keamanan," ujar pengamat politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit kepada wartawan, Sabtu (3/12).

Dia menjelaskan, aksi unjuk rasa bertajuk Bela Islam jilid III itu, menuntut penegakan hukum terhadap Ahok dapat dibuktikan secara konkret. Termasuk penahanan terhadap tersangka kasus dugaan penistaan agama tersebut.

"Kalau misalnya membebaskannya (Ahok) karena tidak terbukti (bersalah), pasti (aksi demo) yang seperti kemarin akan tumbuh lagi," ungkap Arbi.

Dia melanjutkan, desakan massa yang berasal dari berbagai provinsi itu, dapat menempatkan aparat penegak hukum dalam tekanan. Apalagi, massa menginginkan agar Ahok segera ditangkap dan dipenjarakan.

"Dampaknya, dapat menimbulkan ketakutan bagi para penegak hukum, dan itu berdampak pada vonis yang dijatuhkan nantinya," urai dosen Fisip UI tersebut.

Artinya, lanjut Arbi, sekalipun Ahok terbukti tidak bersalah, ada kemungkinan hakim takut akan munculnya aksi demo lanjutan. "Karena jumlahnya yang besar, menakutkan, menekan dan memaksa," ungkap Arbi.

Seperti diketahui, jutaan warga dari berbagai penjuru daerah bergabung dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (MUI) di pelataran Monas dan sekitarnya. Massa yang datang, tak hanya dari wilayah Jabodetabek, melainkan juga berasal dari luar pulau.

Mereka berdoa, dzikir dan salat Jumat berjamaah dengan harapan calon petahana gubernur DKI Jakarta itu segera ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. (rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: