Nusanews.com - Sabtu (5/11/2016) dini hari, massa pengunjuk rasa berkumpul di depan Kompleks Parlemen. Mereka adalah bagian dari massa yang sejak Jumat (5/11) pagi hingga sore berunjuk rasa menuntut Calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum atas dugaan penistaan agama.
Mereka meminta agar diizinkan menginap di Kompleks Parlemen.
Namun, mereka dilarang masuk karena pengamanan sudah diambil alih TNI dan Polri, bukan lagi oleh pengamanan dalam DPR.
Pengambil Alihan ini sudah disetujui sebelumnya oleh Ketua DPR Ade Komarudin.
Sementara itu Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab yang memimpin para pengunjuk rasa meminta untuk bisa masuk ke Gedung DPR. Rizieq mengatakan bahwa Gedung DPR adalah rumah rakyat, sehingga mereka memiliki hak untuk masuk.
“Buka pintu gerbang agar rakyat masuk ke rumahnya. Kalau dibukakan dengan damai, kami juga akan damai. Untuk berdamai di lingkungan rumah rakyat dan bangsa,” tegas Rizieq di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (4/11).
Habib Rizieq tiba di depan gedung DPR RI sekitar pukul 23.00 WIB. Habib tiba menggunakan lima mobil komando lengkap dengan pengeras suara. Massa yang awalnya duduk semua berdiri menyambut dengan takbir dan selawat.
Sesampainya di depan gedung DPR RI, Rizieq melaksanakan solat bersama di Depan Pintu Masuk Utama Gedung MPR/DPR/DPD sebelum melakukan aksi demonstrasi di Gedung Parlemen.
“Kita salat dulu, semua kita salat dulu. Buat barisannya yang rapi. Kiblat arah Slipi,” kata Habib Rizieq di depan gedung DPR RI, Jakarta, Jumat 4 November 2016.
Habib meminta para jemaah melakukan tayamum karena tidak ada air. “Imam, Kiai Sobri, kita salat jamak takhir dan qasar,” ucapnya.
Saat azan dikumandangkan, seribuan massa menjadi hening. Mereka melakukan salat berjamaah.
Adapun Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan turun langsung ke lokasi demo. Kapolda menegaskan mereka tidak diperkenankan untuk menginap di dalam kawasan Gedung DPR.
“Tidak boleh!,” tegas Iriawan kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11/2016) dini hari.
“Itu ada batas orasi, sudah ada sampai depan pagar,” lanjutnya.
Dirinya mengatakan penambahan personel yang disiagakan di sekitar kompleks parlemen tersebut bersifat situasional. 15 Satuan Setingkat Kompi (SSK) TNI-Polri saat ini dirasa cukup untuk untuk mengamankan Gedung Senayan. 1 SSK berjumlah sekitar 100 personel.
“Pengamanan kalau perlu nanti ditambah,” katanya. (jp)