
NUSANEWS - Seorang netizen pemilik nama akun facebook @LangitAmaravati membuat kejutan dengan membuat surat terbuka untuk Presiden Jokowi di Facebook. Postingan tersebut mendadak menjadi viral setelah banyak netizen lain yang membagikan dan mengomentari surat terbuka tersebut.
Surat tersebut ditujukan langsung kepada Presiden Jokowi pasca peristiwa penembakan gas air mata terhadap seratusan petani di Majalengka yang dilakukan oleh personel gabungan gara-gara menolak lahannya diukur untuk pembangunan bandara Kertajati.
Berikut isi surat terbuka untuk Presiden Jokowi yang menjadi viral di media sosial:
Yang terhormat Presiden Joko Widodo
Selamat malam, Pak. Sudah selesai acara minum tehnya? Jika Bapak tidak sedang sibuk, mungkin Bapak perlu berkenalan dengan kawan-kawan saya ini. Yang sebelah kiri Pak Karsiman, yang sebelah kanan Pak Dastam.
.
.
Mereka berdua memang bukan orang penting, hanya dua orang petani yang sedang mempertahankan tanah mereka. Bukan seperti Pak Prabowo yang baru saja Bapak temui, pemilik jutaan hektar tanah yang tentu saja tak mungkin kena gusur.
.
.
Perlu pula saya sampaikan bahwa saat ini mereka sedang berada di Polda Jabar, mereka dan beberapa orang lainnya diciduk atas tuduhan provokasi. Lucu ya, Pak. Jika petani yang mati-matian mempertahankan tanah kami sendiri malah di-BAP, eh yang membakar ribuan hektar hutan bebas begitu saja.
.
.
Ah, mungkin Bapak ingin bertanya mengapa mereka terluka. Biasalah Pak, bentrokan dengan aparat. Sayangnya Pak Karsiman juga dapet bonus dipukuli polisi waktu di Polres Majalengka. Apa? HAM? Memangnya kami masih punya?
.
.
Kita ini negara hukum bukan, Pak? Saking negara hukumnya, kawan-kawan saya ini sampai sulit sekali mendapatkan pertolongan pertama. Klinik Polda Jabar sudah tutup, polisi tidak bersedia mendatangkan dokter, mereka tidak bisa pula dibawa ke UGD.
.
.
Tapi Bapak jangan khawatir, kami orang-orang kecil sudah terbiasa terluka. Kami sudah terlatih dihadiahi popor senjata atau sekadar gas air mata. Meskipun tanah kami terus-menerus dirampas oleh negara, meskipun hak asasi kami diinjak-injak oleh penguasa, kami akan tetap hidup.
.
.
Saya hanya mau minta tolong, tolong sampaikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan proyek ini, proyek yang dijadikan ajang memperkaya diri sendiri, juga tolong sampaikan kepada Gubernur Jabar kami tercinta. Jika bandara internasional yang megah itu kemudian dibangun, tolong diingat bahwa kebanggaan semu itu berdiri di atas air mata dan darah kami. Para petani. Air mata dan darah kami. Rakyat Bapak sendiri.
.
.
Salam,
~eL
#SaveSukamulya
Sebelumnya diberitakan seratusan petani Desa Sukamulya, Kabupaten Majalengka, ditembak senapan berpeluru gas air mata oleh 1.500 personel gabungan, Kamis (17/11/2016).
Sekretaris Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA), Mohamad Ali, mengatakan penembakan tersebut terjadi ketika ratusan petani tersebut menggelar aksi untuk menolak proses pengukuran lahan, yang ditujukan untuk pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), atau yang juga kerap disebut Bandara Kertajati.
"Penembakan gas air mata itu dilakukan setelah waga gagal bernegosiasi agar pengukuran lahan untuk BIJB dibatalkan. Tuntutan kaum tani ini wajar, karena belum pernah ada kesepakatan dengan warga. AGRA mengecam keras tindakan penembakan tersebut," tegas Mohamad Ali.
Selain menembaki petani, kata dia, polisi juga menangkap 7 petani. Ketujuh petani itu ialah, Darman, Zainudin, Carsiman, Sudarman, Kasta, Lamri, dan Torjo.
"Serangan polisi terhadap warga juga mengakibatkan kurang lebih 70 hektar sawah yang ditanami padi dan cabai milik petani rusak. Dua saung petani juga dirusak," tutur Ali. (tn)