NUSANEWS - Presiden Jokowi seharusnya sudah menyatakan sikap tegas kepada Pemerintah Myanmar terkait tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar. Tragedi ini sudah menuai kecaman dan keperihatinan dari masyarakat internasional, tidak terkecuali masyarakat Indonesia.
Demikian disampaikan pegiat advokasi Rohingya di Indonesia, yang juga advokat yang tergabung dalam Solidarity Network for Human Rights (SNH) Advocacy Center, Heri Aryanto, Kamis (24/11).
Heri mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan terhadap Rohingya telah berlangsung lama. "Rohingya telah diperlakukan tidak manusiawi selama berdekade-dekade lamanya, tetapi sengaja dibiarkan," tegasnya.
Pemerintah Myanmar dan kelompok penduduk mayoritas Myanmar di bawah kendali Gerakan 969, dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan ini. Mereka membunuh anak-anak Rohingya yang tidak berdosa secara keji, begitupun perempuan dan laki-laki Rohingya dibunuh dengan cara biadad seperti hewan, rumah-rumah mereka dihancurkan, dan tempat ibadah pun dimusnahkan.
"Ini bukan kejahatan biasa, ini kejahatan genosida yang sistematis, namun kondisi ini sengaja dibiarkan untuk berbagai kepentingan," ujar Heri dalam keterangannya.
Ia pun meminta Presiden Jokowi agar bersikap tegas mendukung langkah-langkah penyelesaian dan perlindungan terhadap etnis Rohingya sebagaimana sikap tegasnya mendukung bangsa Palestina. Begitu juga diharapkan sikap tegasnya mengutuk kejahatan genosida di Myanmar seperti sikap tegasnya mengutuk kejahatan Bom Perancis.
Sikap tegas Presiden Jokowi kepada Myanmar sangat ditunggu. JIka Myanmar tidak bergeming, langkah terbaik adalah memulangkan Kedubes Myanmar kembali ke negaranya.
"Kalau Presiden Jokowi tidak didengar, usir Kedubes Myanmar dari Indonesia," tukas Heri. (rmol)