logo
×

Sabtu, 12 November 2016

Langkah-langkah Politik Presiden Membuat Situasi Makin Panas

Langkah-langkah Politik Presiden Membuat Situasi Makin Panas

Langkah-langkah Politik Presiden Membuat Situasi Makin Panas

Pertama, presiden terkesan memecah belah ulama dengan mengunjungi serta mengundang sebagian ulama dan mengabaikan yang lain, terutama ulama yang turun ke jalan pada 411. Selain mendapat kritik Gus Sholah cucu pendiri NU, PP Persis juga mengkritik langkah tersebut dengan tidak hadir ke istana seperti tertuang dalam pemberitaan web resminya. Jelas, setelah presiden melukai ummat Islam pada 411 dengan meninggalkan mereka pergi saat menemuinya, langkah ini membuat semakin banyak yang terluka. Langkah presiden untuk mendinginkan bisa berbuah sebaliknya. Ini ibarat orang ribut dengan istrinya, tapi yang diajak bicara semua istri tetangga.

Kedua, kunjungan presiden ke markas-markas komando TNI seperti Mako Kopassus, marinir dll juga akan membawa pesan yang keliru bahwa presiden sedang menakut-nakuti rakyatnya sendiri, apalagi ada ucapan saat di Kopassus bahwa Kopassus adalah pasukan cadangan yang bisa dia gerakkan saat darurat. Selain saya tak yakin Kopassus bisa digerakkan karena jiwa raga mereka untuk negara, rakyat, dan bangsa bukan alat kekuasaan, Kopassus memang dibuat bukan untuk menghadapi massa yang demo pakai sarung. Pernyataan itu lebih tepat diucapkan di markas satpol pp atau polisi anti huru-hara. Dengan pernyataan itu rakyat seperti sedang diteror.

Aksi damai 411 bukanlah aksi yang ingin menjatuhkan kekuasaan, begitu juga aksi selanjutnya. Tetapi, langkah-langkah politik presiden yang kontra-produktif lah yang justru semakin membuat kepercayaan rakyat makin jatuh. Kita tidak tahu siapa pembisik di belakang presiden, yang jelas kita melihat presiden memperlakukan rakyat yang turun ke jalan dengan posisi berseberangan, berlawanan, tidak didekati tapi "dihadapi." Ini jelas salah langkah, rakyat tidak akan takut karena sejarah telah membuktikannya. Semakin ditekan semakin melawan, Soekarno jatuh, Soeharto yang sangat ditakuti pun jatuh.

Langkah terbaik adalah merangkul para rakyat dan pimpinannya yang turun ke jalan itu. Kita tidak bisa bayangkan Aksi 2511 bila terjadi. Pak Dien mengatakan Jawa Barat saja siap 4 juta rakyatnya turun, bisa-bisa dari Cililitan atau Kramat Jati sampai istana negara penuh dengan massa. Dari Kelapa Gading sampai istana negara penuh dengan massa bila dari daerah2 kembali tumpah ke Jakarta. Bahkan bisa-bisa kita keluar depan rumah saja sudah penuh massa.

Sudah saatnya, Ahok dibiarkan sendiri beserta lawyernya menjalani proses hukum akibat lisannya. Negara seharusnya tidak dibuat repot seperti ini oleh ulah satu orang. Cukup satu solusinya : penuhi rasa keadilan masyarakat.

Wallahu a'lam. (pp)

(Rudi Wahyudi)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: