“Diketahui hari jumat ini tidak ada agenda Presiden untuk berkunjung ke proyek kereta bandara. Kunjungan ke proyek kereta bandara itu sebenarnya cukup dilakukan oleh Menteri Perhubungan,"
Nusanews.com - Aktivis 98 Ubedilah Badrun mengatakan, ratusan ribu masa demonstran yang merangsek ke Istana Negara untuk menyampaikan aspirasi umat Islam kepada Presiden telah dilecehkan Presiden.
Sebab, ungkap dia, ternyata Jokowi bersama Menteri Perhubungan Budi Karya keluar Istana secara mendadak sekitar jam 11an meninggalkan demonstran, lebih memilih meninjau proyek kereta bandara di Soekarno-Hatta, Tangerang Banten.
“Diketahui hari jumat ini tidak ada agenda Presiden untuk berkunjung ke proyek kereta bandara. Kunjungan ke proyek kereta bandara itu sebenarnya cukup dilakukan oleh Menteri Perhubungan," terang direktur eksekutif puspol Indonesia ini pada TeropongSenayan di Jakarta, Jumat (04/11/2016).
Hal tersebut, kata dia, kontras dengan antusiasme Jokowi saat ngajak rakyat untuk berdendang di Istana pada hari sumpah pemuda 28 oktober lalu, bahkan ia umumkan sendiri melalui twetter.
"Jokowi lebih suka bersenang-senang di Istana dibanding mendengarkan aspirasi rakyat. Saya mencermati menjauhnya Jokowi dari demonstrasi menunjukan gagalnya Jokowi memahami masalah rakyat. Bahwa demonstrasi besar hari ini sesungguhnya ekspresi dari akumulasi berbagai persoalan Jakarta sekaligus warning untuk penguasa," tegasnya.
Menurutnya, Selain melecehkan demonstrasi ratusan ribu rakyat tersebut, dengan meninggalkan Istana menunjukan ketakutan Jokowi berdialog dengan para pemimpin demontrasi.
"Menariknya mengapa Jokowi keproyek kereta bandara Siekarno-Hatta? Itu memperkuat munculnya tafsir bahwa dengan berada di proyek kereta bandara, jika terjadi sesuatu di istana Jokowi dengan mudah meninggalkan Jakarta. Yang lebih berbahaya adalah membuka peluang tafsir bahwa Jokowi mengabaikan keresahan umat Islam dan mulai menunjukan kesombonganya," sindir dia.
"Saya kira dengan cara meninggalkan Istana saat ratusan ribu rakyat ingin menemuinya di istana adalah kemunduran dari kualitas kepemimpinan Jokowi," tambahnya. (ts)