Nusanews.com - Semua pihak perlu mewaspadai ‘pelarian’ hacker asal Turki, Necati Yared Ozallari, masuk ke Indonesia. Hacker ini bisa saja dimanfaatkan kubu pasangan cagub/cawagub yang memiliki modal besar untuk “mengacaukan” sistem penghitungan suara KPUD.
Peringatan itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (05/10). “Kita mewaspadai saja, Necati butuh dana dan ia menguasai pemrograman. Dalam hal ini yang mempunyai duit banyak kubu Ahok-Djarot. Necati bisa saja dimanfaatkan kubu yang punya duit banyak,” ungkap Muslim Arbi.
Menurut Muslim, isu memanfaatkan hacker pernah muncul di Pilpres 2014. Belakangan, politisi Akbar Faizal sempat menyoal isu yang beredar bahwa Luhut Panjaitan telah meminta adanya “alat penyedot data” di dekat KPU Pusat. “Makanya dengan adanya hacker dari Turki ini, tidak menutup kemungkinan kubu yang punya banyak duit akan menyewa Necati,” papar Muslim.
Muslim menilai, ada Indikasi terkait penggunaan hacker di ajang Pilkada 2017. “Biar cepat menang, sistem jaringan diubah oleh hacker sehingga memenangkan pasangan tertentu. Segala kemungkinan bisa terjadi terlebih lagi Pilkada DKI Jakarta ini menjadi pertarungan dua kubu besar Cikeas dan Teuku Umar, antara SBY dengan Megawati. Apakah kubu Ahok-Djarot akan menggunakan Ozal?” pungkas Muslim.
Necati Yared Ozallari diketahui berada di Indonesia, setelah pada 5 Juni 2016 meninggalkan Turki.
Dalam wawancara dengan CNN Indonesia, Ozal yang mengaku ahli di bidang komputer dan menguasai 12 bahasa pemrograman ini, menemukan permasalahan keamanan di sistem jaringan pemilu Turki. “Saya bisa melihat berapa banyak orang yang memilih seseorang, dan informasi pribadi warga Turki. Saya bisa tahu ada berapa orang di rumah mereka,” ujar Ozal. (it)