Nusanews.com - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Ferry Juliantoro, mengkritisi masuknya warga negara Cina ke Jakarta dalam beberapa bulan terakhir. Disinyalir masuknya warga negara Cina itu tidak seperti disampaikan pemerintah, melainkan untuk mensukseskan pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI 2017.
Warga negara Cina yang disampaikan pemerintah adalah turis dan bukan pekerja dari Negeri Tirai Bambu. Besarannya mencapai 10 juta turis asal Cina, sekaligus untuk memenuhi target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019.
“Dalam kenyataannya kan banyak yang menjadi buruh, mereka datang dari Cina dan menjadi pekerja disini,” kata Ferry kepada Aktual.com, Selasa (4/10).
Ferry juga menyoroti kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) palsu yang dimiliki beberapa warga negara Cina yang dicetak di Cina dan Perancis beberapa waktu lalu.
“Masa cetak e-KTP palsu dicina, jumlahnya banyak itu. Saya curiga ini digunakan untuk Pilkada, jangan-jangan nanti ikut nyoblos,” jelasnya.
Termasuk pernyataan Menteri Dalam (Mendagri) Negeri Tjahjo Kumolo yang mempertanyakan pemborong percetakan e-KTP pada upacara Hari Kesaktian Pancasila dikantornya, Selasa (4/10). Meski Tjahjo berbicara dalam konteks kasus yang menjerat eks Dirjen Dukcapil yang kini menjabat sebagai Staf Ahli Mendagri, Irman, di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Ini jadi pembahasan kita, kemarin pemalsuan e-KTP dikonfirmasi Pak Tjahjo, besar kemungkinan akan terjadi penyalahgunakaan oleh salah satu calon. Ini soal data!,” tegas Ferry. (akt)