Nusanews.com - Jika selama ini banyak warga yang tertipu dengan pencitraan terhadap Ahok melalui media-media yang dimiliki oleh para cukong taipan yang mendukung keberadaan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berasal dari sesama etnis Tionghoa rupanya perlu di luruskan kembali.
Demikian yang diungkapkan oleh salah satu pemilik toko Sepeda Kayuh di bilangan Jatinegara. Pemilik toko yang sempat bertemu dengan redaksi pembawaberita.com mengakui jika kebijakan Ahok justru menjadikan mereka semakin terpuruk terutama dalam bisnis toko jual sepeda.
“Bang jika sebelumnya sehari kami masih bisa menjual 1-2 sepeda anak-anak, namun sejak penggusuran yang dilakukan oleh Ahok, dalam seminggu jika ada dua buah sepeda anak-anak yangbterjual sudah sangat beruntung,” ujar Ci Mey demikian panggilan pegawai tokonya, kepada wanita keturunan ini.
Bahkan Ci Mey sempat kebingungan pada bulan kemarin, bagaimana dia harus menbayar gaji 2 orang pegawainya, sementara penjualan anjlok drastis sejak Ahok mulai melakukan penggusuran.
Jika selama ini Ci Mey sempat berpikiran jika dukungannya kepada Ahok karena dianggapnya, selain sama etnis, juga memberikan harapan baru kepada Jakarta, namun semakin hari Ci Mey mulai merasakan akibat kebijakan Ahok.
“Ternyata Ahok itu cuma mikirin yang punya duit banyak, sementara kami-kami ini, dianggapnya tidak ada,” ujar Ci Mey yang minta pembawaberita agar menulis supaya diketahui oleh masyarakat jika Ahok tidak pantas dipilih jadi Gubernur, karena keberpihakannya kepada pengusaha bukan rakyat kecil.
Berbeda dengan Ci Mey, pria paruh baya yang selama ini berdagang di depan lokasi Pasar Nangka Jaya, yang baru saja direhab, harus menerima kenyataan jika dagangannya bersama-sama dengan pedagang kaki lima lainnya harus pasrah melihat alat berat Backhoe milik Pemprov yang berdiri dengan menghantam deretan kios-kios sembako sehari-hari milik mereka dihancurkan.
Pedagang lainnya biasa memanggilnya dengan panggilan akrab Ko saja. Pria keturunan etnis Tionghoa (China) ini, berdagang sembako berderet dengan sesama pedagang sekitar hampir 100-an, yang berlokasi tepat di pinggir kali.
“Ahok harusnya ganti rugi, jangan malah lepas tangan, sekarang banyak teman-teman yang tidak bisa berdagang karena setelah digusur tempat di dalam gedung Pasar Jaya tidak mampu menampung seluruh penjual,” ujarnya jengkel, bahkan saking jengleknya dia memprovokasi teman-teman pedagangnya agar jangan memilih Ahok dalam pilgub nanti.
“Ahok cuma mementingkan dirinya sendiri, tidak cocok untuk menjadi Gubernur di Jakarta, ini namanya menyelesaikan masalah dengan masalah baru,” ucapnya.
Sebagian pedagang yang tidakbtertampung justru dipindahkan ke cempaka sari, sementara pedagang di wilayah Pasar Nangka kebanyakan sudah memiliki pembeli langganan, ini yang membuat mereka keberatan pindah, karena langganan mereka sudah pasti tidak akan ikut ke Pasar Cempaka Sari.
Akibatnya banyak pedagang yang kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP, dengan cara menggelar dagangannya seadanya di bekas gusuran, pinggir kali. (pb)