Nusanews.com - Elektabilitas pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno paling buncit dengan perolehan 20,7 persen dalam survei Saiful Mujani Research Center (SMRC), Kamis (20/10). Sementara Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebesar 45,4 persen dan Agus Harimurti-Sylviana Murni sebesar 22,4 persen.
Dugaan penistaan agama Islam oleh Ahok juga disampaikan tidak berpengaruh terhadap warga Jakarta. Umat Islam Jakarta yang memilih Ahok-Djarot tercatat paling tinggi dengan 35 persen, sementara Anies – Sandi dipilih 26,2 persen dan Agus – Sylvi 23,7 persen.
Bagaimana tanggapain Tim Pemenangan Anies – Sandi terhadap hasil survei tersebut ?
“Hasil survei itu berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan. Kami sudah survei internal, hasilnya sama dengan beberapa lembaga survei lainnya, elektabilitas Anies – Sandi masih nomor dua,” terang juru bicara Anies – Sandi, Andre Rosiade, dalam keterangannya, Jumat (21/10).
Disampaikan, hasil survei internal menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok trennya turun sementara Anies naik. Capaian ini tidak lepas dari kerja keras Anies – Sandi berikut Tim Pemenangan yang terus melakukan blusukan di tengah-tengah masyarakat.
Karenanya ia menyebut survei SMRC lucu. Survei tidak lebih untuk membangun opini bahwa Anies harus berada pada posisi buncit serta mendorong Ahok dan Agus masuk pada putaran kedua Pilkada DKI.
Ditengarai ada ketakutan pada Tim Ahok dengan tren kenaikan elektabilitas Anies, sehingga berupaya menggiring opini melalui lembaga survei. Dan juga surveinya yang dilakukan terkesan terburu – buru dengan terlihat keanehan total surveinya 100,1%.
“Umat Islam Jakarta juga disampaikan menjadi pendukung besar Ahok, padahal sejak awal bulan Oktober umat Islam dikejutkan dengan pernyataan Ahok yang menyinggung isu SARA. Ini kan lucu,” ucap Andre.
Umat Islam Jakarta yang tersakiti dengan pernyataan SARA Ahok bahkan dikabarkan akan terus menggelar aksi sampai proses penanganan hukum di Polda Metro Jaya dan Mabes Polri tuntas. Atas dasar itu, survei yang menyebutkan umat Islam menjadi pemilih terbesar Ahok patut dipertanyakan.
“Mungkin surveinya dilakukan di Pantai Mutiara di kompleknya Pak Ahok kali ya,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Andre, baik Anies maupun Sandi selaku calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta terus menemui masyarakat. Tanggapan publik positif, hal itu ditunjukkan dengan antusiasme masyarakat menyambut kedatangan Anies maupun Sandi di seluruh pelosok Jakarta.
Dukungan juga diberikan melalui kerja-kerja Tim Pemenangan. Tercatat sudah ada 590 ribu formulir dukungan yang diberikan masyarakat Jakarta yang mendaftar sebagai tim pemenangan pasangan Anies – Sandi. Pihaknya mentargetkan hingga akhir Desember 2016 mendatang mencapai angka 2,7 juta masyarakat yang bergabung dengan mengembalikan formulir menjadi tim pemenangan Anies – Sandi. Sehingga kami bisa memastikan suara Anies dan Sandi di masing2 TPS di seluruh pelosok Jakarta.
“Dalam dua minggu ini saja, kami sudah menyebarkan formulir kepada masyarakat yang ingin mendukung Anies – Sandi. Ada 590 ribu formulir yang dikembalikan masyarakat berikut KTP dan data lengkap mereka,” jelasnya.
Diakuinya, kerja-kerja politik Tim Pemenangan ini mirip Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Tahun 2012. Melalu kerja keras tim, saat itu ada sekitar 1,5 juga warga menyatakan dukungan dan akhirnya Jokowi-Ahok lolos pada putaran kedua.
“Kami targetkan sampai akhir Desember ada 2,7 juta formulir untuk mengunci kemenangan Anies sebesar 53 persen pada putaran pertama. Dengan besaran 590 ribu dukungan pada dua minggu terakhir, paling tidak kami bisa kembali memetarakan suara Anies – Sandi dilapangan,” bebernya. (akt)