Nusanews.com - Ketua Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Mardani Ali Sera, mendukung penuh bila media sosial (medsos) menjadi salah satu wadah untuk kampanye.
"Kami malah senang kalau kampanye sosial media menjadi ajang serang, ajang black campaign. Jika kampanye di media sosial dilarang itu kemunduran. Demokrasi kita kan pengen maju," ungkap Mardani, Jumat (30/9), di Jakarta.
Sehat atau tidaknya sebuah kompetisi, terang Mardani, ditentukan oleh publik. Ia pun tak memungkiri setiap bahasa dan perilaku pasti dilihat publik. Karena itu, menurutnya, diperlukan bahasa-bahasa yang sejuk.
"Kita mengharapkan kompetisi ini sejuk, festival gagasan, festival karya. Kami tidak berubah bahwa ini etalase demokrasi Indonesia. Perilaku kita dicatat oleh publik, kita tetap pada koridor yang santun, sejuk tapi lugas," ungkap Mardani.
Sementara itu, Analis Kebijakan Madya Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Rikwanto, mengatakan, Polri terus memantau adanya kampanye negatif, salah satunya di media sosial (medsos) jelang pilkada serentak 2017 mendatang.
Menurut Rikwanto saat ini media sosial dijadikan alat paling ampuh untuk mempengaruhi jutaan orang. Menurutnya, banyak orang pada musim pilkada menciptakan opini melalui media sosial.
Namun sayang, dalam praktiknya, mereka melakukan hal tersebut melewati batas kewajaran seperti mencaci maki dan menjadikan orang public enemy. "Jadi, mereka tidak terlepas dari pengawasan kami agar tidak kebablasan," ujar Rikwanto. (jn)