Nusanews.com - Elektabilitas pesaing Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) pada Pilkada DKI 2017 kian menempel ketat. Hal itu terlihat dari data yang dirilis oleh lembaga survei Media Survei Nasional (Median).
Berdasarkan data tersebut, elektabilitas Ahok-Djarot 34,2 persen, disusul elektabilitas pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang mencapai 25,4 persen, dan ditempel ketat oleh Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dengan perolehan 21 persen.
"Bila tren elektabilitas berlanjut seperti sekarang, Pilkada bisa terjadi dalam dua putaran dan Ahok bisa kesulitan untuk menang di putaran kedua," ujar Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, Rabu (5/10), ketika memaparkan hasil surveinya, di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat.
Kendati demikian, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ahok-Djarot saat ini ada di angka 51,4 persen. "Ahok bisa saja rebound bila fokus mensosialisasikan keberhasilan kinerjanya. Musuh besar Ahok adalah dirinya sendiri. Secara kinerja masih banyak yang menganggap Ahok berkinerja baik, hanya saja banyak karakternya yang tidak disukai publik," papar Rico.
Dari semua kelemahan yang dimiliki pasangan Ahok-Djarot, data motif pemilih menunjukkan bahwa Ahok masih dianggap paling kompeten. Dari 100 persen pemilih yang menilai kandidat berkinerja bagus, 48,3 persen memilih Ahok-Djarot dibanding Anies-Sandi yang hanya 25 persen dan Agus-Sylvi (16,7 persen).
Menurut Rico, Ahok harus bekerja ekstra keras untuk mengembalikan elektabilitasnya karena dua lawannya memiliki potensi besar memenangkan Pilgub DKI. Anies Baswedan merupakan representasi dominan dari pemilih yang ingin ada perubahan di Jakarta. Namun Anies harus memperbaiki dan menyusun tawaran program yang jelas.
"Sedangkan Agus Harimurti Yudhoyono seperti rising star dalam Pilgub ini, dengan menawarkan daya tarik personal dan nama besar Yudhoyono. Tapi itu tidak cukup, Agus juga harus beradu gagasan dengan dua kandidat lainnya," tegas Rico. (jn)