Nusanews.com - Banyak kasus di dalam diri Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok selama memimpin DKI Jakarta. Mulai terindikasi kasus pembelian lahan Sumber Waras, kasus pembelian tanah Cengkareng, kasus reklamasi, hingga yang baru ini adalah menistakan Al-Qur’an.
Melihat hal itu, budayawan pun menyerukan untuk segera diadakan revolusi untuk mengakhirinya. Sebab menurutnya, tidak ada hal lain yang dapat diperbuat oleh siapapun kecuali revolusi.
“Revolusi itu sudah diambang pintu. Tidak ada yang dapat mencegah hal itu. Segera, saya sudah menunggu 18 tahun. Inilah yang harus dilakukan. Ini satu-satunya jawaban untuk menentukan nasib warga/masyarakat Indonesia,” kata Ridwan Saidi atau Babeh, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurutnya, masyarakat sudah cukup didustai oleh pemimpin negara saat ini. “Kita ini sedang dikadali. Apa mesti orang yang ingin jadi presiden itu nyemplung comberan? Jika ingin ada perubahan, maka kita harus koreksinya. Maka itu revolusi. Dan revolusi itu tidak ada perbedaan antara miskin dan kaya. Rezim ini harus diakhiri,” ajaknya.
Ia juga menyindir Jokowi yang suatu waktu tidak dapat menghadiri forum internasional. Saat itu Jokowi yang tidak dapat datang namun sontak digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
“Bagaimana bisa ketidakhadiran Presiden di forum utama diserahkan oleh ibu-ibu rumah tangga?” tutupnya. (vi)