Nusanews.com - Di antara ribuan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng, ternyata ada yang beragama non muslim. Apa yang membuat mereka tertarik mengikuti ajaran Dimas Kanjeng yang notabene tidak sama dengan agama mereka?
"Sebelum saya ke sini, saya melihat visi dan misi padepokan ini. Ternyata misinya adalah menyejahterakan seluruh Indonesia, alangkah mulianya," ujar Sukariasih alias Koming kepada wartawan di Padepokan Dimas Kanjeng di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Kamis (29/9/2016).
Koming sendiri beragama Hindu dan berasal dari Gianyar, Bali. Koming mengaku mengenal Dimas Kanjeng dari youtube. Koming melihat tayangan video Dimas Kanjeng yang sanggup mengeluarkan uang dari balik badannya. Untuk hal itu, Koming mempunyai alasan sendiri.
"Bali itu kan identik dengan hal gaib. Dan saya senang dengan hal gaib. Proses mengeluarkan uang itu merupakan hal yang gaib," kata Koming.
Koming percaya itu karena dia sendiri sudah menyaksikan kemampuan Dimas Kanjeng mengeluarkan uang dari balik badannya. Koming sudah seminggu berada di padepokan. Namun dia sudah mengikuti ajaran Dimas Kanjeng selama tiga tahun belakangan ini.
Koming tidak sendiri, setidaknya ada 30 temannya yang juga orang Bali dan beragama Hindu ikut di dalam padepokan. Mereka tinggal di tenda yang mereka dirikan. Tenda mereka mudah dikenali karena dihiasi dengan ornamen Bali.
"Suami saya juga ikut di sini. Kalau sekarang kami ada sembilan orang. Kalau untuk keseluruhan ada sekitar 30 orang," lanjut Koming yang seorang penari itu.
Namun Koming tidak tinggal terlalu lama di padepokan. Bila sudah merasa harus kembali ke Bali, dia akan kembali. Dan Koming akan kembali ke padepokan bila dia ingin kembali ke padepokan.
Koming merasa tak ada diskriminasi meski berbeda agama. Dimas Kanjeng diakunya tidak mempermasalahkan soal agama. Koming juga tidak mengikuti istigasah. Mengenai adanya mahar, Koming hanya mengatakan bahwa semua hal pasti ada biayanya.
"Biaya pasti ada, seikhlasnya. Kalau tanya nominal itu privasi saya," pungkas Koming.
Selain agama Hindu, pengikut Dimas Kanjeng yang non muslim lain adalah umat kristen. Namun saat ini mereka tidak sedang berada di padepokan.
"Yang dari agama kristen ada, jumlahnya cukup banyak. Tetapi mereka sekarang tidak ada," ujar Mashuri, salah satu santri. (dtk)