Nusanews.com - Keputusan PDI Perjuangan mengusung Basuki T Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2017 diduga didasari kepentingan politik jangka panjang. Partai berlambang banteng moncong putih itu diyakini tengah membidik kemenangan besar di Pemilu 2019.
“PDIP berusaha untuk menguasai area pertarungan politik di Pulau Jawa sebagai pijakan untuk menang pada Pemilu dan Pilpres 2019,” ujar Pengamat politik Gun Gun Heryanto, Kamis (29/9).
Menurut Gun Gun, PDIP ingin mengamankan posisinya di Jakarta untuk lima tahun ke depan.
Pasalnya, besar kemungkinan Ahok akan ditarik Presiden Joko Widodo sebagai pendamping di Pilpres 2019 nanti.
Dalam skenario tersebut, posisi DKI 1 otomatis akan jatuh ke tangan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat yang tak lain adalah kader PDIP.
Selain itu, sebagai partai pengusung PDIP nantinya memiliki kewenangan untuk menentukan wakil gubernur pengganti Djarot.
“Kalau saya baca, PDIP lebih memprioritaskan penguasaan atas DKI ini dibanding berjudi dengan mengusung kandidat yang berpotensi kalah. Just in case, Ahok dilamar sebagai posisi yang lebih tinggi. Misalnya sebagai wakil Jokowi saat 2019, DKI tetap dipegang PDIP,” beber dia. (it)