Nusanews.com - Konsorsium PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) bersama Mitsubishi Corporation dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) kandidat kuat pemenang tender proyek pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa 1. Rukun Raharja merupakan perusahaan publik milik keluarga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Selain konsorsium PJB-Mitsubishi-RAJA, ada tiga konsorsium lain yang saat ini mengikuti tender proyek listrik Jawa 1. Mereka adalah konsorsium PT Pertamina (Persero) yang bekerjasama dengan perusahaan asal Jepang, Marubeni Corporation; konsorsium PT Adaro Energy Tbk dengan perusahaan asal Singapura Sembcorp; dan konsorsium PT Medco Power Generation Indonesia bersama perusahaan asal Qatar, Nebras Power.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, konsorsium investor asal Jepang lebih dijagokan untuk membangun pembangkit berkapasitas 2x800 megawatt (MW) tersebut, yaitu konsorsium PJB-Mitsubishi-RAJA dan konsorsium Pertamina-Marubeni. Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir membenarkan informasi itu. "Iya mungkin (Jepang) ya. Tapi nanti tunggu persisnya," katanya saat dimintai konfirmasi, Jumat (9/9) pekan lalu.
Meski begitu, Sofyan belum bisa memastikan siapa pemenang tender tersebut lantaran masih dibahas di internal PLN. Sebelumnya, Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso memperkirakan pemenang tender baru bisa ditentukan akhir bulan ini atau awal Oktober nanti.
Jawa 1 merupakan proyek listrik terbesar yang menggunakan gas dalam megaproyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). Nilai proyek atau investasinya mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun. Pemenang proyek ini memiliki masa konsesi selama 25 tahun.
Sekretaris Perusahaan Rukun Raharja Cindy Budijono mengakui, RAJA mengikuti tender proyek listrik Jawa 1 dengan bergabung dalam konsorsium anak perusahaan PLN, yaitu PJB. Porsi RAJA dalam konsorsium itu sebesar 15 persen.
RAJA semula bergerak di bisnis real estate, yang kemudian mengubah haluan usahanya pada 2010 sebagai perusahaan energi terintegrasi dari hulu sampai hilir, khususnya transportasi gas. Perubahan bisnis inti itu dilakukan setelah RAJA mengakuisisi PT Panji Raya Alamindo dan PT Triguna Internusa Pratama dari tangan Hapsoro Sukmonohadi, yang merupakan suami Puan Maharani.
Selanjutnya, Hapsoro menjadi Komisaris Utama RAJA sejak 24 Juni 2010 hingga 11 Juni 2014. Posisinya kemudian digantikan oleh Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi saat ini, hingga akhir 2014. Jabatan tersebut kini ditempati oleh Boyke Wibowo Mukijat, mantan Presiden Direktur PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) dan Presiden Direktur PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Meski sudah lengser dari kursi komisaris utama, Hapsoro masih mempunyai saham RAJA melalui perusahaan miliknya, PT Sentosa Bersama Mitra. Informasi ini mengacu kepada data profil perusahaan di dalam laman situs Wall Street Journal.
Dalam laporan keuangan RAJA kuartal II 2016, Sentosa Bersama juga disebutkan merupakan pemegang saham mayoritas RAJA dengan porsi 29,02 persen. Pemegang saham lainnya adalah Sunmax Enterprise Limited 16,62 persen dan Blackgold Resources Limited 12,51 persen, serta masyarakat 41,85 persen.
Ketika ditanyakan hal ini, Cindy enggan menyebutkan kepemilikan saham Hapsoro di RAJA. “Itu sesuatu yang tidak bisa saya sampaikan,” ujarnya, Rabu (14/9), “Tapi Pak Hapsoro saat ini menjadi advisor.”
Di tempat terpisah, Puan mengelak mengomentari keterkaitannya atau suaminya dengan Rukun Raharja. “Kok urusannya jadi itu. Ini DPR,” kata dia sambil tersenyum, saat ditemui sebelum rapat kerja dengan Badan Anggaran di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu pagi (14/9). (kd)