logo
×

Jumat, 30 September 2016

Klarifikasi Kesalahpahaman Pemberitaan Wartawan Yang di Sangka Dari Tempo , Ogah Liput Relawan FPI yang Sedang Bekerja di Garut

Klarifikasi Kesalahpahaman Pemberitaan Wartawan Yang di Sangka Dari Tempo , Ogah Liput Relawan FPI yang Sedang Bekerja di Garut

Nusanews.com - Beberapa waktu yang lalu, terkait pemberitaan tentang tulisan dari akun "Ceramah Habib Rizieq"  tentang peliputan kegiatan relawan siaga bencana FPI Bekasi Raya tanggal 26 September 2016 yang kami muat, terjadi kesalahpahaman.

Link:  : https://www.facebook.com/CeramahHabibRizieq/photos/a.483419048478287.1073741828.482958371857688/713399812146875/?type=3&theater

Hal ini di jelaskan oleh wartawan yang melakukan peliputan tersebut yakni Wisnu Agung Prasetyo, setelah menghubungi kami dan menjelaskan terjadi kesalahpahaman dalam permberitaan tersebut kami melakukan tindakan untuk mengembalikan postingan tersebut ke draft.

Berikut penjelasan dari bapak wisnu kepada kami :

Saat itu hari senin pagi , saya ingin membuat foto cerita tentang relawan-relawan bencana di garut yang berasal dari masyarakat di daerah lapang paris.

Disana saya lihat ada anggota TNI, Basarnas, Tagana, masayrakat juga FPI, Akhirnya saya mendekati belasan anggota FPI yang sedang membersihkan lumpur.

Tak ingin menganggu saya melihat salah seorang yang saya rasa ketua nya, karena dia saya lihat dia sedang megawasi , dan pakaian nya juga bersih,

Ahirnya seorang tersebut menunjuk salah seorang anggota, dia mengajak teman anggotanya lagi, sebelumnya dia juga meminta ID card dari media saya, saya bilang ndak ada,karena saya freelance.

Ahirnya saya menunjukkan KTP dengan tujuan kalo ada apa-apa mereka bisa menghubungi saya dan rumah saya

Didalam dompet saya ada beberapa kartu seperti SIM, KTP, ATM, Kartu Kredit, iD Gfja dan Id Tempo yang sudah tidak berlaku,

Awalnya mereka juga tak mempermasalahkan ID, karena pembuatan foto portrait pendekatanya juga lain.

Setelah ID saya mencoba menego untuk mengajak dua anggota tersebut jalan kira-kira 20 meter, karena di tempat tersebut tidak terlalu ramai latar belakag. pertimbangan nya kebutuhan visual.

Saya juga menjelaskan ke anggota tersebut seperti apa cerita dan bagaimana berita ini akan dibuat, ya mereka sebernya sadar, minta pengertian saya ketika mereka merasa menjadi publik enemi, saya juga bilang bukanya justru bagus ya kalo saya buat tentang relawan FPI di tengah bencana.

Seorang mulai curiga, dia juga bercerita peran FPI di banyak bencana tapi sepi pemberitaan, ya saya memang tidak banyak tahu soal pergerakan FPI saya percaya aja.

Ketika udah mulai berprasangka degan wartawan, dia juga mencotohkan bagaiaman hari sebelumnya kameramen metro tv tidak mau meliput mereka,dia juga sempat menyuruh saya untuk mengambil foto-foto anggota FPI yang sedang bekerja di lapangan saja kalo mau ambil berita.

Saat bernego membuat portrait dia menolak dan menyuruh saya untuk mengambil anggota yg sedang ramai-ramai bekerja, saya bisa aja ambil tapi kebutuhan nya memang portrait, bukan yang lagi bekerja.

Saya ingin mencari tahu kenapa relawan ini bergerak sampai garut, kan memang berita foto dengan konsep portrait.

Mereka ndak mau dan saya juga ndak maksa, yasudah, harusnya sih juga ndak ada masalah.

Saya merasa perpisahan saya dengan anggota FPI baik2 saja, dia juga menawarkan saya kopi setelah itu, saya menolak karena saya harus mencari relawan-relawan lain

Dari penjelasan kejadian tersebut bapak Wisnu menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan pihak FPI :

1. Bapak Wisnu yang pada saat itu datang untuk meliput BUKAN untuk keperluan peliputan berita pada media Tempo seperti yang di tuliskan, melainkan untuk media online Beritagar.id

Link : https://beritagar.id/media/galeri/mereka-yang-tergerak-hatinya

2. ID card Tempo yang di lihat oleh pihak FPI yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman adalah ID card yang sudah tidak berlaku lagi yakni sampai Agustus 2015 dan Bapak Wisnu juga telah mengundurkan diri sekitar dua bulan yang lalu dari Tempo.

3. Pengambilan foto Portait yang di ingin kan bapak Wisnu disini , yang juga menjadi kesalahpahaman , juga memang untuk kebutuhan dari media Beritagar.id seperti link yang di contohkan :


4. Kesalahpahaman tersebut juga karena mungkin dari pihak FPI tidak begitu mengetahui media Beritagar.id yang baru didirikan satu tahun lalu dan dalam keperluannya bapak Wisnu memang membutuhkan Foto Portait seperti contoh di atas

Dari klarifikasi di atas, bapak Wisnu juga berharap untuk tidak menjadi fitnah , karena merugikan banyak pihak dan menyatakan bahwa tulisan yang kami muat beberapa waktu yang lalu tersebut adalah kesalahpahaman. (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: