Nusanews.com - Hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis kemarin dipertanyakan. Survei itu menemukan 66,5 responden menyatakan puas atas kinerja Pemerintahan Jokowi-JK.
Lewat pesan singkat yang diterima malam ini (Rabu, 14/8), tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputri menilai hasil survei CSIS tersebut menyesatkan.
"Jelas sangat menyesatkan. Karena tidak memberi pelajaran tentang kebenaran obyektif dan jujur, apakah rakyat puas dan bahagia dengan keadaan ekonomi sekarang? Pengangguran tinggi, penggusuran dimana-mana, defisit APBN, pelaksanaan tax amnesty yang tidak tepat sasaran, penguasaan SDA oleh asing," bebernya.
Namun, bagi yang mengenal lebih jauh sepak terjak CSIS selama ini, sambung mantan Wantimpres ini, tentu tidak akan kaget dengan hasil temuannya tersebut.
"Siapa yang tidak tahu bahwa ketika zaman Orba lembaga ini juga sering memberi penilaian serupa, memuji-muji 'keberhasilan' rezim Soeharto. Jadi tidak heran jika lembaga think-tank intelektual para liberalis-kapitalis ini juga memberi puja-puji kepada rezim proxy Jokowi," ungkap Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno ini.
Karena, katanya dengan mengutip teori ilmuwan Darrel Huff 'How to lie with statistic', yang dilakukan lembaga-lembaga survei yang bekerja dengan angka-angka adalah melakukan rekayasa sesuai pesan sponsor.
"Ini merupakan pembodohan pikiran karena orang dipaksa untuk menelan angka-angka sesuai kepentingan rezim. Penyesatan juga dilakukan melalui iklan-iklan pencitraan dengan sasaran golongan masyarakat menengah ke bawah. Inilah bentuk dari grand strategi psy war, akal-akalan nekolim," demikian Rachmawati. (rmol)