Nusanews.com - Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi membeberkan empat 'dosa' Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kata pengurus Bamus Betawi Rahmat HS, dosa-dosa itu menjadi alasan agar tidak memilih Ahok di Pilkada DKI 2017.
"Dengan tidak memilih Ahok, itu menjadi cara yang terbaik untuk melawannya," tegas pengurus Bamus Betawi Rahmat HS, saat diskusi bertema "Jakarta Di Tangan Ahok", di Bakoel Coffe Cikini, Menteng Jakarta, Kamis (15/9/2016).
Ketua Dewan Pembina Forum Pemuda Betawi (FPB) itu merinci empat 'dosa' Ahok.
Pertama, kata dia, Ahok dituding telah melanggar regulasi yang telah ada melalui perda-perda yang dibuatnya.
Poin berikutnya adalah soal kebijakan Ahok dalam hal pembangunan dan anggaran. "Ahok menggunakan dana bantuan dari pengembang untuk membiayai pembangunan, yang cenderung menjadi tidak jelas dan tidak terkontrol alirannya. Dana pembangunan diambil dari CSR untuk membangun rusun," tuturnya.
Ketiga, sambung eks politikus Hanura itu, adalah soal etika dan moral. Kata Rahmat, pendukung Ahok dan Teman Ahok bukanlah tim pemenangan karena telah membelanya dengan membabi buta. Para pembela itu justru mengorbankan intelektualnya demi membela Ahok.
"Argumentasi mereka membenarkan dan menghalalkan segala cara yang sebenarnya telah menggerus pola pikir mereka sendiri. Yang salah adalah cara Ahok, bicara dan etika," bebernya.
Rahmat menambahkan, poin terakhir yaitu soal isu pembubaran Bamus, termasuk mempermasalahkan anggaran Bamus, yang berasal dari APBD.
"Membubarkan ormas memerlukan proses panjang, tidak seenaknya untuk membubarkan suatu ormas atau organisasi," pungkasnya. (rn)