
Nusanews.com - Saat meresmikan Pasar Kebon Bawang, Tanjung Priok, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikawal puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap seperti sedang mengawal kepala negara saja. Pemandangan tak biasa ini pun membuat publik bertanya-tanya.
Terlebih, sekitar 10 orang polisi berdiri di belakang saat Ahok memberi sambutan. Dua orang berdiri masing-masing di samping Ahok mengawasi setiap hadirin.
Saat perjalanan pulang pun pasukan Brimob ini mengikuti mobil dinas yang dinaiki Ahok secara bergerombol. Bahkan, mantan Bupati Belitung Timur itu tampak melambaikan tangan dari dalam mobil saat pasukan Brimob selesai melakukan pengawal hingga Pintu Tol Kebon Bawang.
Ahok saat dikonfirmasi mengenai pengawalan ini mengaku tidak tahu menahu. Dia hanya mengaku pengawalan itu untuk mengurangi risiko. "Saya enggak tahu. Tanya polisi lah. Mereka gak mau risiko kali. Setiap hari kan kita mesti diancam ya santai saja. Intel yang lebih tahu," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta.
Kritikan pun datang dari Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Menurut dia, pemimpin yang baik tak perlu dikawal hingga puluhan personel seperti itu.
"Pemimpin yang hebat dan dicintai rakyatnya tidak perlu mendapatkan pengawalan, apalagi berlebihan," kata Rizal Ramli.
Rizal juga mengatakan, bila pemimpin yang baik, tak perlu merasa takut terhadap rakyatnya. Terlebih pengawalan dilakukan secara berlebihan. "Masa sama rakyatnya sendiri takut," sindir Rizal.
Sementara itu, Kepala Biro Operasional (Karoops) Polda Metro Jaya Kombes Verdianto mengatakan, puluhan anggota Brimob itu sudah sesuai dengan Prosedur Tetap (Protap). "Pengamanannya setiap pejabat kan diberi pengamanan, seperti ketua DPR atas dasar permintaannya dari para pejabat, kita beri pengaman. Bupati saja di daerah butuh pengawalan kita kasih," ujarnya.
Dalam pengawal tersebut, terlihat para anggota Brimob memegang senjata laras panjang. Menurut Verdianto, itu semua tergantung dari situasi. "Nah itukan tergantung ancamannya, apa masalahnya," tegasnya.
"Iya (pengawalan) biasa aja. Presiden saja enggak pakai anti peluru," pungkasnya. (mdk)