
Nusanews.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tak mau ambil pusing soal kabar kisruh internal dari Partai Golkar yang mengancam akan menarik dukungan terhadapnya untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Kabar membelotnya Partai Golkar dari koalisi partai yang mendukung Ahok sempat mencuat beberapa waktu lalu lantaran masih adanya kader internal yang tidak setuju mendukung Ahok. Kabar itu kian santer beredar setelah pendaftaran calon perseorangan ditutup Komisi Pemilihan Umum pada Senin, 8 Agustus 2016.
"Sudah, saya mah santai saja sudah. Terserah dia setuju atau enggak setuju. Pusing amat," kata Ahok, menanggapi kabar perpecahan kader internal Partai Golkar, di Balai Kota, Rabu, (10/8/2016).
Partai Golkar adalah salah satu partai yang mendukung Ahok, selain Partai NasDem dan Hanura. Soal isu keretakan internal Golkar yang berujung pencabutan dukungan, Ahok enggan banyak komentar.
Menurut dia, pendaftaran pasangan calon di KPU butuh waktu yang lama. "Yang penting sekarang, dia (Golkar) sudah putuskan. Pendaftaran masih 19-21 September. Tunggu saja. Santai aja. Masih lama kok, 17 Agustus saja belum. Jadi masih sebulan lebih."
Sampai saat ini pun, Ahok belum memutuskan nama yang akan menjadi calon wakil gubernur untuk mendampinginya. Padahal, saat maju lewat jalur non-partai atau independen, Ahok sempat menyodorkan nama Heru Budi Hartono, yang merupakan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta.
Namun nama Heru meredup seiring dengan dukungan partai politik yang melekat pada Ahok. Ahok terkesan tidak tegas untuk tetap menjadikan Heru sebagai pendampingnya. "Kalau itu (wakil) lihat bendera saja, lurusnya ke mana. Kiri atau kanan," katanya berseloroh.
Kini, kabarnya, politisi Partai Golkar Nusron Wahid direncanakan menjadi calon wakil gubernur Ahok. Saat ini, Nusron menjabat sebagai pimpinan tim sukses Ahok untuk Pilgub DKI 2017. (ht)