Nusanews.com - Anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan, mengatakan terjadinya aksi yang berbau SARA di Tanjung Balai, dinilainya sebuah kegagalan Intelijen.
Sebab, semua instansi pemerintahan memiliki fungsi dan tim intelijennya sendiri. Namun, dari semua tim intelijen pemerintahan itu satupun tidak adanya mampu melakukan deteksi dini untuk mencegah adanya aksi tersebut.
“Semua instansi pemerintahan kan ada intelnya. Lalu apa tugas dan fungsi intelijen itu? Bahkan ada yang namanya Badan Intelijen Negara (BIN) apa tugas dan fungsinya? Mengapa justru konflik SARA yang muncul? Jangan-jangan ini dikendalikan oleh mereka (Intelijen),” tutur Sutrisno, Rabu (3/8), seperti dilansir dari Waspada.
Menurutnya, meski Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membantah adanya gerakan intelijen di Tanjung Balai, namun Politisi PDIP ini berkeyakinan ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan terjadinya kerusuhan di Tanjung Balai agar dana dan anggaran pengamanan serta fungsi tertentu dinaikkan atau pebentukan lembaga.
“Saya curiga ada permainan agar anggaran pada bagian dan fungsi tertentu dinaikkan. Namun, bila itu terjadi sangat konyol, mengapa? Sebab, dengan kejadian ini ada warga yang menjadi korban dan dikorbankan justru untuk kepentingan anggaran yang lebih besar. Padahal, tanpa adanya konflik tersebut jika pemerintah daerah meminta anggaran khusus untuk itu (intelijen) kita (DPRD-Sumut) juga akan menganggarkan itu,” ujar Sutrisno.
Ditambahkan, untuk instansi kepolisian saja memiliki Satuan Kerja (Satker) bidang intelijen. Misalnya Polda Sumut memiliki Direktorat Intelkam, Polres Tanjung Balai memiliki Sat Intelkam dan polsek memiliki Unit Intelkam.
Selain itu, juga ada Satker Bhabinkamtibmas yang sehari-harinya melakukan komunikasi dan pendekatan kepada masyarakat. Namun, dengan adanya kejadian itu dianggap semua Satker telah gagal melaksanakan fungsinya.
“Itu hanya pada isntansi kepolisian saja, belum lagi BIN dalam hal ini yang patut dipertanyakan. Kemudian, pada unsur pemerintahan ada Kesbangpollinmas, serta instani lainnya. Semua telah gagal bekerja,” tegasnya. (kn)