logo
×

Minggu, 07 Agustus 2016

Orangtua: Anak Saya Rajin Ibadah, Selalu Bawa Alquran, Kok Dibilang Teroris

Orangtua: Anak Saya Rajin Ibadah, Selalu Bawa Alquran, Kok Dibilang Teroris

Nusanews.com - Hadi Gusti Yandi dan M Tegar dua dari enam orang yang ditangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri terkait dugaan jaringan teroris di Batam adalah tamatan SMKN I Batam jurusan Mekatronika tahun 2015.

Keduanya adalah karyawan di salah satu perusahaan perakitan Laptop di kawasan Bintang Industri, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau.

Hadi Gusti Yanda adalah putra pertama dari pasangan Hamidin dan Darma di perumahan Taman Carina blok 27/19, Batuaji dan M Tegar juga putra pertama dari Desy yang tinggal di perumahan Taman Batuaji Indah 2 blok S nomor 15. Keduanya adalah sahabat baik sejak masih sekolah sampai kerja.

Mengenai kegiatan sehari-hari kedua pemuda itu pihak keluarga mengaku tak ada yang menonjol sehingga terindikasi sebagai pelaku teroris.

Keluarga Hamidin dan Darma saat ditemui wartawan di rumah kediaman mereka terlihat tenang. Mereka bahkan mengaku tak tahu dengan informasi penangkapan anaknya.

"Anak saya kerja kok. Tadi pagi pergi kerja seperti biasa. Tak ada tuh polisi yang datang kasih tahu atau kabar dari anak saya kalau dia ditangkap," ujar Hamidin seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group), hari ini (6/8).

Sampai sore kemarin, Hamidin yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) di Pemko Batam belum mengetahui informasi tersebut. Mereka bahkan bersikeras bahwa Hadi masih berada di tempat kerjanya.

"Tak mungkin anak saya ditangkap karena itu. Dia anak baik-baik kok," ujar Darma.

Hamidin dan Darma memang belum berinisiatif untuk menghubungi Hadi, sebab kebiasaan sehari-hari saat Hadi kerja memang ponselnya tak bisa dihubungi. "Tunggu saja nanti dia pulang," ujar Darma.

Dijelaskan Hamidin bahwa putra pertama dari tiga bersaudara itu memang dikenal pribadi yang pendiam dan tidak pernah berbuat onar layaknya anak muda lainnya. "Dia sangat tekun dalam beribadah," ujar Hamidi.

Hampir setiap malam Hadi kata Hamidi memang rutin mengikuti kegiatan pengajian di masjid sehingga dia beranggapan anaknya itu anak baik-baik dan tidak mungkin terlibat dalam kegiatan kriminal ataupun teroris.

"Apa salah dia rajin ngaji? Setahu saya tak ada yang salah selama ini dengan cara dia meyakini agamanya (Islam). Dia anak yang penurut," tutur Hamidi.

Memang Hadi kata Hamidi terlihat agak menonjol dalam mendalami dan menjalani ajaran agamanya, namun sebagai orangtua Hamidi malah bersyukur karena anaknya seorang yang taat beribadah dan berbakti.

"Dia memang selalu bawa Alquran dan buku-buku agama kalau keluar, tapi itu kan hal yang wajar sebagai seorang Muslim," ujarnya.

Aktivitas Hadi memang selalu dipantaunya, namun bagaimanapun Hamidi mengaku tak bisa setiap saat mengikuti atau mengawasi sang anak.

"Dia sudah dewasa, ya tak mungkin saya mau awasi setiap saat. Dia bergaul main biasa saja sama dengan anak muda lainnya. Cuman ya bedanya dia memang tetap tekun dan rajin beribadah," ujar Hamidi.

Menanggapi informasi penangkapan Hadi, Hamidi tetap bersikeras bahwa anaknya itu tidak bersalah. "Dia anak yang baik, tamat dari SMKN I sudah langsung kerja bantu kami. Jadi saya sebagai orangtua tetap yakin anak kami tidak seperti itu," ujarnya.

Senada diakui oleh beberapa tetangga Hamidi yang mengaku kaget dengan informasi tersebut. "Masa iya. Dia anak baik, sejak kapan dia ditangkap?" ujar salah satu wanita tetangga Hamidi.

Wanita yang namanya tak ingin disebutkan itu, menuturkan memang tak ada yang menonjol dari pergaulan ataupun cara Hadi menjalankan agamanya. "Dia memang rajin sekali untuk urusan agama, ya menurut saya itu baik karena jarang anak muda yang seperti dia," ujarnya. (jpg)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: