Nusanews.com - Ada fakta terbaru dibalik ‘garangnya’ Sri Mulyani mengkritik penyusunan APBN serta aksi pengkas anggaran yang dilakukan; yaitu timbulnya teori utang baru
Pernyataan Sri Mulyani seolah bersifat ganda, satu sisi untuk ‘menyindir’ kinerja kementerian ekonomi kabinet kerja tetapi di satu sisi lainnya juga seolah propaganda kepada masyarakat bahwa anggaran negara dalam kondisi ‘cekak’ alias tidak seimbang, dan untuk memulihkannya mau tidak mau adalah UTANG BARU
Agenda utang baru tentu butuh penjelasan yang kredibel, dan posisi Sri Mulyani lah yang menjadikan alasan untuk melakukan utang baru tersebut terlihat ‘kredibel’
Sindiran serta kritikan terkait APBN yang dilakukan Sri Mulyani, memang mendapatkan respon positif para netizen, sosok SMI kini seolah disamakan dengan sosok Rizal Ramli, yang ‘berani’ mengkritik kebijakan anggaran infrastruktur Jokowi
Namun, tidak ada yang menangkap ada pesan terselubung dari tindakan SMI tersebut, yaitu munculnya dorongan untuk terciptanya utang-utang baru demi alasan keseimbangan anggaran demi mimpi infrastruktur Jokowi
Para Netizen dan publik harus sadar ‘permainan’ gimmick kabinet kerja Jokowi, semua ada agenda terselubung. Untuk apa seorang mantan elite Bank Dunia ditunjuk menjadi Menteri Keuangan RI? Apalagi di atas kertas ada rapor merah SMI terkait Century.
Menghadirkan seorang mantan petinggi Bank Dunia sebagi Menkeu dalam kondisi keuangan neagar yang -menyitir Greg Sheriddan- dalam kondisi morat marit- patut diduga sebagai upaya pemerintah untuk menghadirkan sosok kredibel yang mampu menjadi penjamin utang baru untuk mimpi pembangunan infrastruktur yang selama 2 tahun masa jabatan Jokowi boleh dikatakan hanya mimpi di siang bolong. (pp)