Nusanews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar harga daging sapi segar bisa dijual Rp 80.000/kilogram (kg) hingga level pedagang pasar. Namun, permintaan tersebut dinilai sulit terwujud.
Perusahaan penggemukan sapi impor (feedloter), PT Tanjung Unggul Utama (TUM) memiliki hitung-hitungan terkait harga daging sapi segar hingga sampai ke pasar.
Pertama, sapi-sapi bakalan impor yang telah digemukkan selama 4 bulan oleh feedloter, kemudian dijual ke Rumah Potong Hewan (RPH). Harga bobot hidup sapi dipatok Rp 43.500/kg.
"Per kg-nya saat ini per berat hidup," ujar Supply Chain Manager TUM, Tri Nugrahwanto di Peternakan TUM, Teluk Naga, Tangerang, Minggu (7/8/2016).
Sapi-sapi siap potong di Peternakan milik TUM di Teluk Naga (Damar/Detik)
Selanjutnya, sapi dipotong. Di sini sapi menghasilkan karkas. Karkas yaitu potongan bagian tubuh sapi yang tidak termasuk bagian kepala, kulit, ekor, ujung kaki, jeroan, dan darah.
Karkas ini bisa dijual 2 kali lipat dari bobot hidup karena beberapa bagian sapi telah dihilangkan. Karkas yang terdiri dari campuran daging dan tulang bisa dijual Rp 89.000/kg.
"Karkas itu kan daging tulang, jeroannya sudah hilang, sehingga harganya patokannya 2 kali lipat dari berat hidup karena separuh badan sapi itu hilang terbuang," sebutnya.
Ketika dibawa ke pasar, pedagang harus memisahkan antara tulang dan daging. Di sini ada ongkos sehingga harga daging kembali 'merangkak' naik.
"Sehingga di pasar harganya Rp 110.000-120.000. Itu tergantung potongan dagingnya," sebutnya.(dtk)